Share

Apakah Pasien Kanker Payudara Bisa Menyusui?

Kevi Laras, Jurnalis · Senin 15 Mei 2023 07:34 WIB
$detail['images_title']

KANKER payudara jadi salah satu sakit yang paling banyak dialami wanita dan bisa menyebabkan kematian. Namun yang jarang dipahami oleh masyarakat ialah, apakah benar pasien kanker payudara masih bisa menyusui?.

Menurut Dr Khoo Kei Siong, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre Singapura, kalau orang dengan kanker payudara tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya.

 kanker payudara

"Ibu yang menyusui tidak akan menularkan sel kanker kepada bayinya dan dia (wanita penyintas kanker payudara) tetap bisa memproduksi ASI," ujar Dr Khoo Kei dalam Diskusi Media terkait Kanker Payudara di Jakarta.

Lebih lanjut, ia mengatakan beda halnya ketika seorang wanita yang menderita kanker payudara telah melakukan proses pembedahan melalui operasi lumpektomi, dan dilanjutkan dengan terapi sinar untuk proses pengobatannya. Maka dia sudah tidak lagi dapat menyusui sang bayi karena proses produksi ASInya akan terganggu.

Sebagaimana diketahui, Air Susu Ibu (ASI) yang menjadi sumber makanan utama pada bayi. Dokter Khoo pun menambahkan jika risiko wanita yang menyusui akan rendah risiko alami kanker payudara, dibandingkan pada wanita yang tidak pernah menyusui.

"Wanita yang tidak pernah hamil berisiko lebih tinggi mengalami kanker payudara, dibandingkan wanita-wanita yang memiliki banyak anak. Artinya jika seseorang melakukan nyusui anak-anaknya maka justru lebih rendah untuk mengalami kanker payudara," jelas Dr Khoo.

 BACA JUGA:

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengingatkan bahwa anda yang memiliki riwayat keluarga atau orang tua kanker payudara memiliki peluang besar juga kanker payudara. Ini disebut faktor genetik atau keluarga terinfeksi kanker payudara, perlu melakukan deteksi dini melalui screening atau dengan melakukan tes gen BRCA.

 BACA JUGA:

Follow Berita Okezone di Google News

Atau juga bisa melakukan pencegahan untuk menurunkan risiko kanker payudara melalui kemoprevensi yakni melakukan terapi dengan mengonsumsi obat. "Cara ini dapat menurunkan risiko kanker hingga setengahnya," ucap Dr. Khoo.

Sebagai catatan, Kementerian Kesehatan mengungkap data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

Selain angka kematian cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat, menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak. Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS kurang lebih 7,6 triliun rupiah.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.