Share

Teknologi Bioadaptor RCT, Salah Satu Solusi Penyakit Jantung Koroner

Dyah Ratna Meta Novia, Jurnalis · Jum'at 12 Mei 2023 21:12 WIB
$detail['images_title']
Sakit jantung (Foto: Columbia Asia)

PENGOBATAN  pasien jantung koroner terus berkembang. Pengembangan teknologi dalam bidang kardiovaskular juga semakin maju.

Bahkan beberapa diantaranya akan mengumumkan rencana pemaparan hasil uji coba acak terkontrol atau randomized controlled trial (RCT) Bioadaptor RCT. Yakni sebuah studi internasional, multicenter, single-blind yang melibatkan 445 pasien gangguan pada jantung dan nantinya akan dipresentasikan pada konferensi EuroPCR di Paris.

 sakit jantung

Data tersebut nantinya akan membandingkan Coronary Bioadaptor Scaffold dalam tes acak skala 1:1 dengan Resolute Onyx. Di mana uji tersebut merupakan sebuah produk Stent Penyalut Obat atau Drug Eluting Stent (DES) konvensional terdepan di dunia.

"Kemajuan teknologi DES yang berkembang secara bertahap selama 20 tahun terakhir menunjukkan, dampak yang berarti hanya pada tahun pertamanya. Kami terus melihat tingkat efek samping berupa penyempitan ulang dan sindrom koroner akut sekitar 2-3 persen per tahun yang disebabkan pengungkungan permanen pembuluh darah," ujar Motasim Sirhan, CEO Elixir Medical dalam keterangannya.

Sementara itu, lanjut dia, teknologi Bioresorbable Scaffold (BRS) yang dulu menjanjikan, kini tidak dapat menunjukkan pemulihan fungsi atau memberikan manfaat lebih bagi pasien dibandingkan Stent DES konvensional. Hal tersebut berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan secara acak.

Ia mengungkapkan, teknologi tersebut dirancang untuk mengatasi kekurangan Stent DES dan BRS. Bioadaptor ini nantinya mengubah paradigma Percutaneous Coronary Intervention (PCI), yaitu prosedur intervensi non bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner melalui pemulihan fungsi, dan pergerakan pembuluh darah.

"Kami berharap dapat segera membagi data hasil studi RCT Bioadaptor sambil terus mengumpulkan fakta dan data pendukung," terangnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam publikasi terbaru dari tindak lanjut pencitraan dan klinis selama 9 bulan dan 12 bulan dari uji coba Mekanistik, Bioadaptor menunjukkan perbaikan pembuluh dan pemulihan gerakan serta fungsi pembuluh darah.

Uji coba Bioadaptor RCT yang dirancang secara terkontrol acak, bertujuan mengevaluasi potensi kinerja dan implikasi dari Bioadaptor dalam mengembalikan gerakan dan fungsi pembuluh darah , dibandingkan dengan DES pada populasi pasien yang lebih luas.

 BACA JUGA:

Prof.Dr.dr. Teguh Santoso, M.D., Sp. PD-KKV, Sp. JP, Ph.D., FACC, FESC dari Rumah Sakit Medistra Jakarta menambahkan, bahwa uji pada teknologi Bioadaptor untuk pasien jantung memiliki kemampuan yang unik tidak seperti stent DES konvensional.

Follow Berita Okezone di Google News

Prof. Teguh mengatakan, Bioadaptor menonjol karena kemampuannya yang unik dalam memulihkan fisiologi pembuluh arteri koroner, sebuah fitur yang terbatas pada Stent DES konvensional.

"(Teknologi) bioadaptor adalah pilihan utama saya untuk semua jenis kasus PCI, bahkan untuk kasus dengan fitur anatomi yang sangat menantang," ujarnya.

Prof Teguh bilang, teknologi bioadaptor memiliki elemen 'tidak mengekang', artinya dapat memungkinkan pemulihan gerakan dan fungsi arteri yang dirawat berpotensi mengurangi risiko masalah kesehatan serius dari waktu ke waktu,.

"Berdasarkan pengalaman saya, stent ini sangat menjanjikan untuk mengobati semua jenis kasus PCI,” jelas Prof. Teguh Santoso.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.