Share

Kenali 4 Jenis Cedera Paling Umum ketika Melahirkan

Diva Daniswara, Jurnalis · Jum'at 28 April 2023 08:00 WIB
$detail['images_title']
jenis cedera saat melahirkan, (Foto: Freepik)

MELAHIRKAN anak ke dunia, tidak pernah menjadi proses yang mudah memang. Salah satu proses perjalanan hidup wanita ini hadir dengan penuh risiko.

Sebagian besar wanita setelah melahirkan, bisa mengalami cedera yang ringan hingga berat, tergantung pada kondisi tubuh masing-masing. Diungkap Dr. Christopher Chong, ahli uroginekologi dan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Gleneagles Hospital, sebagian besar kasus cedera ringan umumnya berbentuk memar di sekitar daerah panggul dan robekan perineum.

Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, wanita yang melahirkan bisa mengalami cedera yang lebih parah, seperti kerusakan tulang ketika dalam proses persalinan.

"Cedera ini beragam dan dapat berkisar dari posisi dan ukuran bayi, persalinan yang lama atau sangat cepat, atau panggul yang tidak normal,” ujar Associate Professor Tan Lay Kok, pemimpin Departemen Kedokteran Ibu dan Janin di Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH).

Mari kenali apa saja sih bentuk cedera umum yang berpeluang dialami oleh ibu saat melahirkan, sebagaimana dilansir dari Channel News Asia, Jumat (28/4/2023).

1. Robekan perineum: Area antara vagina dan anus wanita yang robek atau terpotong selama persalinan. Dokter Christoper Chong menyebut cedera ini biasanya karena kepala bayi yang baru lahir mungkin terlalu besar bagi vagina untuk meregang, saat keluar melalui lubang vagina, meskipun kepala bayi berukuran sedang, vagina mungkin tidak meregang dengan mudah.

"Semakin besar kepala bayi, maka akan semakin banyak atau semakin besar robekan yang terjadi," ujarnya.

Cedera ini sangat umum terjadi pada ibu saat melahirkan, tingkat keparahan robekan tergantung pada posisi bayi selama kelahiran. Masa pemulihan biasanya berkisar antara seminggu bagi robekan yang kecil dan dua hingga tiga minggu untuk robekan yang besar.

2. Kerusakan otot panggul: Cedera yang terjadi di otot yang terletak di antara tulang ekor dan tulang pubis.Otot dasar panggul berfungsi mencegah urin bocor ketika kandung kemih penuh dan selama kehamilan, otot-otot ini jadi meregang karena perubahan hormon serta bertambahnya berat kandungan.

Selama proses persalinan, otot-otot yang sama ini juga meregang dan tegang secara signifikan, akhirnya bisa menyebabkan kerusakan dan menyebabkan prolaps organ panggul atau inkontinensia urin.

Follow Berita Okezone di Google News

3. Kerusakan tulang panggul: Panggul merupakan jalan lahir janin untuk keluar dari vagina saat proses melahirkan. Struktur tulang di sekitar area ini juga merupakan jalan sempit yang dilalui bayi selama persalinan. Semakin sempit panggul yang dimiliki sang ibu, maka akan semakin besar peluang cederanya.

“Jika bayi memiliki kepala yang besar, ini bisa memberikan tekanan pada tulang panggul ibu selama persalinan, menyebabkan area tersebut membengkak dan menjadi sangat sakit, “ jelas Dr. Christoper Chong.

Tekanan ini bisa menimbulkan celah di antara dua tulang di bagian depan panggul. Setelah melahirkan, sang ibu mungkin mengalami rasa sakit saat berjalan atau berolahraga di area pinggul.

Namun, dalam kasus cedera yang berat hingga patah tulang, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter bedah ortopedi atau spesialis tulang terkait operasi untuk perbaikan tulang. Biasanya, membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk sembuh.

4. Kerusakan tulang ekor: Kerusakan di tulang kecil yang berfungsi sebagai penopang berat tubuh bagian atas saat kita duduk dan membantu menyeimbangkan tubuh saat berdiri tegak. Tulang ekor ini juga sekaligus berlokasi di dasar jalan lahir.

Maka dari itu, saat persalinan, tulang berpeluang mengalami cedera. Pasalnya, saat sang ibu menjalani persalinan, tekanan dari kepala bayi dapat membuat memar, seperti patah tulang atau dalam kasus yang jarang terjadi yaitu tulang ekor terkilir.

Cedera tulang ekor bisa menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada bagian bawah tulang belakang. Pada kasus yang lebih parah, cedera ini bisa bikin nyeri punggung bawah yang kronis dan memburuk ketika duduk atau berdiri. Jika cederanya ringan, tak perlu pembedahan tapi memang butuh waktu untuk pemulihan sekitar enam hingga delapan minggu untuk bisa sembuh.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.