Kenali 4 Jenis Cedera Paling Umum ketika Melahirkan
MELAHIRKAN anak ke dunia, tidak pernah menjadi proses yang mudah memang. Salah satu proses perjalanan hidup wanita ini hadir dengan penuh risiko.
Sebagian besar wanita setelah melahirkan, bisa mengalami cedera yang ringan hingga berat, tergantung pada kondisi tubuh masing-masing. Diungkap Dr. Christopher Chong, ahli uroginekologi dan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Gleneagles Hospital, sebagian besar kasus cedera ringan umumnya berbentuk memar di sekitar daerah panggul dan robekan perineum.
Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, wanita yang melahirkan bisa mengalami cedera yang lebih parah, seperti kerusakan tulang ketika dalam proses persalinan.
"Cedera ini beragam dan dapat berkisar dari posisi dan ukuran bayi, persalinan yang lama atau sangat cepat, atau panggul yang tidak normal,” ujar Associate Professor Tan Lay Kok, pemimpin Departemen Kedokteran Ibu dan Janin di Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH).
Mari kenali apa saja sih bentuk cedera umum yang berpeluang dialami oleh ibu saat melahirkan, sebagaimana dilansir dari Channel News Asia, Jumat (28/4/2023).
1. Robekan perineum: Area antara vagina dan anus wanita yang robek atau terpotong selama persalinan. Dokter Christoper Chong menyebut cedera ini biasanya karena kepala bayi yang baru lahir mungkin terlalu besar bagi vagina untuk meregang, saat keluar melalui lubang vagina, meskipun kepala bayi berukuran sedang, vagina mungkin tidak meregang dengan mudah.
"Semakin besar kepala bayi, maka akan semakin banyak atau semakin besar robekan yang terjadi," ujarnya.
Cedera ini sangat umum terjadi pada ibu saat melahirkan, tingkat keparahan robekan tergantung pada posisi bayi selama kelahiran. Masa pemulihan biasanya berkisar antara seminggu bagi robekan yang kecil dan dua hingga tiga minggu untuk robekan yang besar.
2. Kerusakan otot panggul: Cedera yang terjadi di otot yang terletak di antara tulang ekor dan tulang pubis.Otot dasar panggul berfungsi mencegah urin bocor ketika kandung kemih penuh dan selama kehamilan, otot-otot ini jadi meregang karena perubahan hormon serta bertambahnya berat kandungan.
Selama proses persalinan, otot-otot yang sama ini juga meregang dan tegang secara signifikan, akhirnya bisa menyebabkan kerusakan dan menyebabkan prolaps organ panggul atau inkontinensia urin.
Follow Berita Okezone di Google News