BANYAK orang yang mengalami kesulitan tiap hendak tidur di malam hari, salah satunya dipicu karena perasaan gelisah dan cemas.
Ya, hampir sebagian besar orang mengalami kecemasan yang intens ketika malam hari datang. Kecemasan dan ketakutan yang sering muncul di malam hari ini, menurut studi memang menyebabkan gangguan tidur yang serius.
Menurut hasil studi penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews pada 2019 terhadap 13 studi para peneliti menyimpulkan bahwa insomnia merupakan prediksi dari kecemasan, di antara kondisi kesehatan mental lainnya. Menurut para ahli, kekhawatiran dan ketakutan memang seringkali muncul pada malam hari.
Disampaikan Dr. Rafael Pelayo, profesor klinis psikiatri dan ilmu perilaku dalam pengobatan tidur di Stanford Medicine mengungkapkan, ada beberapa alasan yang membuat kecemasan muncul di malam hari.
Senada dengan Dr. Rafael, Candice Alfano, direktur Pusat Tidur dan Kecemasan Houston di Universitas Houston juga menyebut ada beberapa alasan tersendiri kenapa rasa cemas terasa lebih kuat di waktu jelang tidur malam.
āKecemasan bisa muncul kapan saja, namun ada beberapa alasan mengapa kecemasan bisa terasa lebih intens menjelang tidurā, ujar Candice.
Follow Berita Okezone di Google News
Munculnya rasa cemas dan gelisah di malam hari ini, salah satu pemicu utamanya karena otak terus memikirkan tugas atau aktivitas di keesokan harinya atau mengenang kesalahan di masa lalu, hingga kurang tidur.
Kecemasan terasa lebih sering ketika menjelang tidur, karena pada malam hari umumnya kita punya lebih sedikit gangguan dari pikiran-pikiran yang membuat diri jadi cemas.
Pikiran-pikiran ini, bisa menyebabkan teka-teki di otak yang membuat frustrasi. Akibatnya, membuat kita berpikir tidak aman dan lebih waspada, sehingga dapat meningkatkan detak jantung dan mengencangkan otot-otot, dilansir dari Channel News Asia, Selasa (18/4/2023).Ā
Padahal, tidur sendiri membantu untuk bisa membedakan antara apa yang mengancam dan apa yang aman. Sehingga jika seseorang kurang tidur, maka orang tersebut cenderung tak dapat merespons stres, rasa takut, dan kecemasan dengan baik.
Disebutkan lebih lanjut, dalam studi tahun 2019 terhadap 3.548 orang dewasa muda, para peneliti menemukan bahwa orang yang mendapat skor lebih tinggi terkait kuesioner yang mengukur optimism, lebih berpeluang untuk mempunyai kualitas tidur yang lebih baik daripada kelompok orang yang punya skor lebih rendah.
"Kurang tidur sering menjadi penyebab awal dari gangguan kecemasan, dan kecemasan bisa memicu seseorang jadi kehilangan tidur," kata Dr. Sarah Chellappa, ahli saraf di Universitas Cologne di Jerman.
Maka dari itu, sangat penting untuk bisa mengendalikan rasa cemas pada diri sendiri agar bisa tidur dengan kualitas tidur yang baik. Sehingga terhindar dari berbagai risiko yang membahayakan kesehatan.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.