Sama-Sama Mengatasi Obesitas, Ini Beda Endoskopi Bariatrik dengan Bedah Bariatrik!
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2023/03/31/483/2790669/sama-sama-mengatasi-obesitas-ini-beda-endoskopi-batriatik-dengan-bedah-bariatrik-jOpeqkaXeQ.jpg)
OBESITAS merupakan masalah kesehatan yang harus segera diatasi. Jika dibiarkan obesitas bisa berdampak buruk terhadap pengidapnya seperti sakit diabetes, juga jantung.
Dalam mengatasi masalah obesitas, terdapat berbagai macam treatment-nya. Salah satunya tindakan medis baru yang disebut bariatric endoscopy atau endoskopi bariatrik.
Ā
dr. Cosmas Rinaldi A. Lesmana, Ph.D., Sp.PD, KGEH, F.A.C.P, F.A.C.G, FINASIM, yang lebih akrab disapa dr. Rinaldi, seorang Senior Consultant for Advance Therapeutic Endoscopy di Gastrointestinal Cancer Center di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, menjelaskan, tindakan endoskopi bariatrik bisa meningkatkan kualitas hidup para pasien obesitas dan fatty liver, merupakan kondisi saat penderita obesitas mengalami penumpukan lemak pada organ liver yang bisa sangat berbahaya.
"Dengan tindakan endoskopi batriatik, pasien obesitas bisa lebih sehat, produktif, dan seimbang," ujar dr. Rinaldi.
Menurut dr. Rinaldi, endoskopi bariatrik sebenarnya berbeda dengan prosedur bedah bariatrik, di mana pada prosedur ini dilakukan proses pembedahan dan memotong sebagian organ lambung untuk mengurangi kapasitasnya.
"Memang, setelah bedah bariatrik, kemampuan lambung dalam menampung jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh akan jadi lebih terbatas sehingga yang akan membantu pasien dalam menurunkan berat badan secara signifikan ke depannya. Akan tetapi, prosedur bedah tersebut memiliki risiko komplikasi yang cukup tinggi," terang dr. Rinaldi.
Namun, lanjut dr. Rinaldi, dengan melakukan alternatif tindakan endoskopi bariatrik , pasien obesitas dengan fatty liver akan menjalani tindakan medis yang lebih bersahabat, aman, dan minim risiko karena tanpa proses pembedahan atau operasi.
"Tindakan endoskopi bariatrik ini bisa dilaksanakan cukup di ruang endoskopi saja. Tindakan i ni juga akan sangat membantu sekali dalam menangani fatty liver yang 80 persennya diakibatkan oleh obesitas,ā ujarnya.
Selain itu, dengan endoskopi bariatrik, tak hanya bisa mengusahakan penurunan berat badan dengan cukup signifikan, tetapi juga bisa membantu penyembuhan progresivitas penyakit hati kronik.
"Perlu diketahui, penderita obesitas dengan fatty liver, biasanya berisiko terkena GERD, serangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus tipe 2 (kencing manis), serta darah tinggi (hipertensi)," terang dr. Rinaldi.
Ā BACA JUGA:
Selain itu, penderita obesitas juga memiliki risiko mengalami penyumbatan pernapasan ketika sedang tidur. Belum lagi, ancaman lainnya bagi penderita obesitas pria yaitu risiko terkena penyakit kanker prostat, sementara penderita obesitas wanita berisiko terkena kanker payudara dan kanker leher rahim.
Follow Berita Okezone di Google News