Hip Arthroscopy Untuk Atasi Sakit Pinggul, Apakah Efektif?
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2023/03/17/483/2783069/hip-arthroscopy-untuk-atasi-sakit-pinggul-apakah-efektif-1hhMPq2dyc.jpg)
PASIEN sakit pinggul sering mendapat diagnosa yang salah. Pada beberapa kasus, pasien malah didiagnosa sakit tulang belakang.
Kesalahan dalam mendiagnosa penyakit inilah yang akan sangat memengaruhi keberhasilan terapi. Kalau diagnosa saja salah, gimana mau cepat sembuh.
Â
"Padahal kasus sakit pinggul itu bisa jadi banyak di masyarakat. Cuma, penyakitnya susah ditemukan," ungkap Ahli Tulang dari Alty Orthopaedic Hospital Kuala Lumpur, Malaysia, Prof Ruslan Nazaruddin Simanjuntak.
Salah satu faktor susahnya mengatasi kasus sakit pinggul adalah kebanyakan dokter ortopedi mengira masalah yang terjadi itu ada di tulang belakang, bukan di pinggul.
Penyakit sakit pinggul sendiri bisa dialami siapa saja, mulai dari usia 30-70 tahun. Tapi, secara data, kata Prof Ruslan, sakit pinggul banyak dialami atlet, seperti atlet sepak bola, lari, lompat jauh, dan badminton.
"Atlet banyak yang sakit pinggul bukan karena mereka sering berolahraga, tapi karena cedera yang dialami," papar Prof Ruslan.
Prof Ruslan sendiri diketahui tengah menangani satu pasien sakit pinggul, dia adalah atlet sepak bola nasional Indonesia.
Penyebab si atlet sakit pinggul, terang Prof Ruslan, akibat jatuh dan cedera. "Nah, pinggulnya ternyata membutuhkan perawatan khusus," tambahnya.
Terapi hip arthroscopy sendiri dikatakan Prof Ruslan cukup ideal untuk penanganan sakit pinggul. Terapi ini menurut laman resmi OrthoInfo adalah prosedur pembedahan yang memungkinkan dokter melihat sendi pinggul tanpa sayatan besar.
Terapi ini bisa dipakai untuk mendiagnosis maupun mengobati masalah pinggul.
"Jadi, terapi dilakukan dengan ahli bedah memasukkan kamera kecil yang disebut arthroscope ke dalam sendi pinggul. Kamera akan menampilkan gambar pada monitor video dan ahli bedah akan menggunakan gambar itu untuk memandu instrumen bedah kecil," jelas laporan tersebut.
 BACA JUGA:
Karena terapi ini dikerjakan dengan sayatan super kecil, alhasil rasa sakit dan kekakuan sendi terasa lebih ringan. Karena minim sayatan juga, proses pemulihan bisa berlangsung lebih cepat, sehingga pasien bisa kembali ke aktivitas sebelumnya tanpa waktu istirahat yang panjang.
 BACA JUGA:
"Terapi ini menjanjikan hasil akhir yang cukup baik pada pasien sakit pinggul," tambah Prof Ruslan.
Follow Berita Okezone di Google News