Share

7 Gejala Campak yang Patut Diwaspadai, Salah Satunya Muncul Ruam-Ruam!

Dyah Ratna Meta Novia, Jurnalis · Selasa 14 Maret 2023 15:47 WIB
$detail['images_title']
Penyakit campak (Foto: Parents)

HINGGA kini campak masih merebak di Papua Tengah, diketahui bahkan angka kasusnya terus meningkat dalam tiga bulan terakhir ini.

Dari laporan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, total kasus campak di Papua Tengah per 3 Maret 2023 sudah mencapai 397 orang.

 campak

Sebanyak 397 kasus ini tersebar di sekitar 8 Kabupaten di Papua Tengah, yaitu di Nabire, Paniai, Puncak Jaya, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai, dengan Kabupaten Timika sebagai kasus tertinggi.

“Sekitar 48 telah terkonfirmasi laboratorium positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika yaitu 25 kasus, Nabire ada 16 kasus, dan Paniai 7 kasus,” ujar Maxi dalam pernyataan resminya, dikutip MNC Portal.

Lalu apa saja gejala campak?

Campak diketahui dengan kondisi kulit yang merah atau ruam dan menular. Saat ini Indonesia tengah dihadapi oleh penyakit campak, bahkan sudah ada sekitar 31 provinsi yang berstatus kejadian luar biasa (KLB) akibat campak.

Mungkin masih banyak yang belum paham, apa itu campak dan seperti apa gejalanya.

Melansir dari Mayoclinic bahwa ada beberapa gejala campak bisa diketahui selama 10-14 hari, setelah terpapar virus, antara lain:

1. Demam

2. Batuk kering

3. Pilek

4. Sakit tenggorokan

5. Mata meradang (konjungtivitis)

6. Bintik-bintik putih kecil dengan bagian tengah putih kebiruan dengan latar belakang merah, ditemukan di dalam mulut atau di dalam pipi (bintik Koplik)

7. Ruam kulit berupa bercak besar dan rata yang seringkali menyatu sama lain.

 BACA JUGA:Terus Bertambah, Kasus Penyakit Campak di Papua Jadi 469

Campak merupakan penyakit yang diakibatkan infeksi virus dari famili Paramyxovirus, seperti rubeola dan rubella.

 BACA JUGA:Terus Bertambah, Kasus Penyakit Campak di Papua Jadi 469

Ternyata campak bisa terjadi karena dipengaruhi oleh status gizi dan imunisasi. Hal ini menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K).

Follow Berita Okezone di Google News

Kondisi gizi buruk pada anak dan tidak imunisasi campak sangat berkolerasi. Sebab dampak dari kekurangan gizi, tidak bisa membentuk sistem kekebalan tubuh (antibodi) anak secara sempurna untuk melawan virus.

"Gabungan yang sempurna antara kurang gizi dengan tidak diimunisasi, jadi ketika asupan nutrisinya khusus protein hewani tidak cukup tentu saja, proses pembentukan sel imunitas atau antibodinya tidak cukup atau enggak kuat," terang Dr Piprim.

Gejala khas campak, biasa dimulai dengan demam ringan sampai sedang, terus batuk, pilek, dan mata meradang (konjungtivitis) serta sakit tenggorokan, pada akhirnya muncul juga ruam merah.

"Mungkin gejala ruamnya itu bisa terlihat di belakang telinga atau batas kulit dan rambut di mana ruang pertama akan dialami dari bagian wajah lalu muncul ke lengan dan muncul kemudian ke batang tubuh lainnya," kata dr Anggraini Alam, SpA(K) Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik IDAI.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.