7 Gejala Campak yang Patut Diwaspadai, Salah Satunya Muncul Ruam-Ruam!
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2023/03/14/483/2780977/7-gejala-campak-yang-patut-diwaspadai-salah-satunya-muncul-ruam-ruam-XvTOcholCC.jpg)
HINGGA kini campak masih merebak di Papua Tengah, diketahui bahkan angka kasusnya terus meningkat dalam tiga bulan terakhir ini.
Dari laporan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, total kasus campak di Papua Tengah per 3 Maret 2023 sudah mencapai 397 orang.
Â
Sebanyak 397 kasus ini tersebar di sekitar 8 Kabupaten di Papua Tengah, yaitu di Nabire, Paniai, Puncak Jaya, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai, dengan Kabupaten Timika sebagai kasus tertinggi.
“Sekitar 48 telah terkonfirmasi laboratorium positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika yaitu 25 kasus, Nabire ada 16 kasus, dan Paniai 7 kasus,” ujar Maxi dalam pernyataan resminya, dikutip MNC Portal.
Lalu apa saja gejala campak?
Campak diketahui dengan kondisi kulit yang merah atau ruam dan menular. Saat ini Indonesia tengah dihadapi oleh penyakit campak, bahkan sudah ada sekitar 31 provinsi yang berstatus kejadian luar biasa (KLB) akibat campak.
Mungkin masih banyak yang belum paham, apa itu campak dan seperti apa gejalanya.
Melansir dari Mayoclinic bahwa ada beberapa gejala campak bisa diketahui selama 10-14 hari, setelah terpapar virus, antara lain:
1. Demam
2. Batuk kering
3. Pilek
4. Sakit tenggorokan
5. Mata meradang (konjungtivitis)
6. Bintik-bintik putih kecil dengan bagian tengah putih kebiruan dengan latar belakang merah, ditemukan di dalam mulut atau di dalam pipi (bintik Koplik)
7. Ruam kulit berupa bercak besar dan rata yang seringkali menyatu sama lain.
 BACA JUGA:Terus Bertambah, Kasus Penyakit Campak di Papua Jadi 469
Campak merupakan penyakit yang diakibatkan infeksi virus dari famili Paramyxovirus, seperti rubeola dan rubella.
 BACA JUGA:Terus Bertambah, Kasus Penyakit Campak di Papua Jadi 469
Ternyata campak bisa terjadi karena dipengaruhi oleh status gizi dan imunisasi. Hal ini menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K).
Follow Berita Okezone di Google News