Share

4 Obat Dermatitis Atopik, Bye Bye Kulit Gatal!

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Sabtu 11 Maret 2023 20:00 WIB
$detail['images_title']
obat dermatitis atopik, (Foto: Freepik)

PENTING diingat di sini, bahwa obat dermatitis atopik pada dasarnya bukan untuk menyembuhkan selamanya penyakit satu ini. Tapi bertujuan untuk meringankan gejala dan mencegah perburukan kondisi.

Jadi, penggunaan krim, konsumsi steroid, atau perawatan dermatitis atopik lainnya dilakukan untuk memastikan penderita dapat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa merasa terganggu.

Secara umum, penderita dermatitis atopik itu disarankan untuk melembapkan kulit setiap saat. Ini untuk mencegah kulit kering yang memperparah gejala penyakit.

"Melembapkan kulit bermanfaat untuk mencegah kekambuhan eksim dan ini harus jadi rutinitas setiap hari," kata Ahli Alergi dan Imunologi Anak di NYU Langone, New York,  Amerika Serikat, dr. Kanwaljit K. Brar.

Obat resep dokter punya peran penting dalam mengurangi peradangan dan memperbaiki barier kulit. Apa saja obat-obatan tersebut? Berikut ulasan singkatnya, dilansir dari Everyday Health, Sabtu (11/3/2023).

1. Steroid: Obat topikal atau yang langsung dioles ke kulit dianggap cukup ampuh mengurangi atau mengontrol gejala eksim dan pembengkakan. Obat Kortikosteroid sebagai pengobatan topikal antiinflamasi lini pertama untuk dermatitis atopik.

"Obat itu mampu meredakan gatal dan mengurangi peradangan. Selain itu, obat ini bisa membantu mengatasi kulit kering," terang laman kesehatan yang ditinjau dr. Ross Radusky, dokter kulit bersertifikat di Dermatology Treatment and Research Center di Dallas, AS.

Steroid topikal tersedia dalam berbagai sediaan, seperti krim, salep, lotion, spray, gel, dan oil. Ada catatan penting, kadar steroid yang tinggi dalam sediaan obat tidak menentukan keampuhan dari obat tersebut.

Steroid yang direkomendasikan antara lain:

1. Clobetasol Propionate 0,05%

2. Halobetasol Propionate 0,05%

3. Fluocinonide 0,1%

4. Diflorasone Diacetate 0,05%

5. Desoximetasone 0,25%

Sebagai catatan penting, obat steroid ini hanya boleh digunakan sesekali untuk mengurangi peradangan dan harus diikuti dengan pelembap kulit. Sebab, dijelaskan dr. Brar, steroid topikal itu punya efek samping jika digunakan jangka panjang seperti penipisan kulit, stretch mark, dan peningkatan risiko spider veins. Pada kasus yang jarang, steroid juga dapat menyebabkan efek samping serius meliputi glaukoma dan katarak, supresi adrenal. dan kecanduan steroid topikal.

 BACA JUGA:5 Obat Alergi Gatal pada Anak yang Alami, Diuap hingga Mandi Oatmeal

"Namun, saat ini steroid topikal adalah obat radang kulit yang paling ampuh dan harus digunakan di bawah pengawasan dokter yang berpengalaman," jelas dr. Brar.

2. Non-steroid: Obat non-steroid, contohnya Inhibitor kalsineurin topikal (TCI). TCI adalah agen topikal antiinflamasi nonsteroid yang bekerja dengan memblokir sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif. Obat ini diresepkan saat steroid topikal sudah tak lagi efektif atau jika pasien mengalami eksim di area yang tidak aman, contoh kelopak mata.

Dua jenis TCI yang di-approve Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) adalah tacrolimus (Protopic) dan pimecrolimus (Elidel). Meski TCI tak memiliki efek samping yang sama seperti steroid topikal, tapi harap waspada karena obat ini bisa menyebabkan sensasi terbakar atau menyengat ringan saat pertama kali dipakai.

Follow Berita Okezone di Google News

3. Obat oral dan injeksi: Obat yang bisa diminum atau diinjeksi langsung ke pembuluh darah. Obat ini diklasifikasikan sebagai imunosupresan, bekerja dengan mencegah sistem kekebalan tubuh mengaktifkan respons inflamasi kulit yang merupakan ciri khas dermatitis atopik, sehingga mengurangi masalah gatal, peradangan, dan penghalang kulit.

Imunosupresan yang paling umum dipakai adalah siklosporin, azathioprine, metotreksat, dan mikofenolat mofetil. Faktanya, ketika imunosupresan dipakai untuk pengobatan dermatitis atopik, obat ini dianggap 'off-label', karena tidak disetujui FDA secara khusus untuk pengobatan penyakit ini.

Imunosupresan juga punya efek samping, yaitu risiko kanker tertentu, peningkatan tekanan darah (siklosporin), peningkatan risiko kerusakan ginjal (siklosporin dan metotreksat), dan risiko kerusakan hati (metotreksat).

4. Antihistamin: Bisa membantu meredakan gatal pada kasus gatal-gatal dan kondisi alergi lainnya. Namun, obat ini tidak meredakan gatal yang terkait dengan dermatitis atopik, karena penyebab dasarnya berbeda.

Antihistamin klasik yang menyebabkan kantuk dan merupakan bahan aktif dalam obat tidur, terkadang dipakai untuk membantu orang dengan dermatitis atopik agar bisa tidur malam lebih nyenyak.

Ingat, jika kondisi penyakit makin serius, segera datangi dokter kulit Anda untuk penanganan lebih lanjut.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.