Share

KLB Difteri di Garut karena Imunisasi Rendah, Mantan Petinggi WHO: Pemerintah Segera Lakukan 3 Hal Ini

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Kamis 23 Februari 2023 16:00 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi, (Foto: Freepik)

DI tengah pandemi Covid-19 yang bekum usai dan bahkan masuknya dua varian baru, Kraken dan Orthrus di Indonesia, Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri terjadi di Kabupaten Garut saat ini. 

Dilaporkan sudah setidaknya 7 orang warga Desa Sukahurip, Pangatikan, Kabupaten Garut yang meninggal dunia pada rentang waktu 6 Februari hingga 19 Februari 2023, dengan dugaan akibat terinfeksi penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri bernama Corynebacterium diphtheriae tersebut.

Kondisi KLB difteri di Garut ini juga menarik perhatian Prof Tjandra Yoga Aditama, mantan petinggi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Senada dengan keterangan Dewi Ambarwati, Ketua Tim Surveilans Dinas Kesehatan Jawa Barat, Menurut Prof Tjandra KLB difteri di Kabupaten Garut bisa terjadi akibat rendahnya cakupan imunisasi di masyarakat.

"Polio, campak, dan difteri itu masuk kelompok penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I). Sebab itu jelas terjadinya KLB akibat cakupan imunisasi yang rendah pada penduduk," kata Prof Tjandra melalui pesan singkat, Kamis (23/2/2023).

Follow Berita Okezone di Google News

Rendahnya cakupan vaksinasi, menurut Prof Tjandra, tak ditampik memang berhubungan dengan situasi pandemi Covid-19 yang membuat jadwal program imunisasi jadi banyak terlewat.

"Ketika masih bertugasjadi Direktur Penyakit Menular di WHO Asia Tenggara, pada pertengahan 2020 kita sudah mengingatkan negara-negara agar tetap menjaga cakupan imuninasi di masyarakat dan juga tetap melaksanakan pelayanan kesehatan esensial yang lainnya," terang pria yang juga merupakan papar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut.

Melihat KLB difteri di Kabupaten Garut tersebut, didorong karena rendahnya imunisasi di masyarakat, Prof Tjandra menuturkan ada tiga solusi yang bisa dilakukan sebagai langkah cepat dari pemerintah untuk mengatasi masalah rendahnya cakupan vaksinasi difteri ini.

 BACA JUGA:KLB Difteri di Garut, Dinkes Jabar: Rendahnya Imunisasi

BACA JUGA:Orangtua Jangan Abai! Campak, Rubella, Difteri Masih Intai Anak-Anak

"Supaya cakupan (vaksinasi) tinggi, harus tingkatkan 3 hal. Pertama tenaga kesehatan terampil, vaksin dan alat-alatnya seperti cold chain dan lainnya. Terakhir harus berupaya terus menerus mengatasi kelompok masyarakat yang menolak divaksin," pungkasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.