Share

KLB Difteri di Garut, Dinkes Jabar: Rendahnya Imunisasi

Agung Bakti Sarasa, Jurnalis · Selasa 21 Februari 2023 19:30 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi, (Foto: Freepik)

KASUS penyakit infeksi difteri yang menyerang warga Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat diketahui sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Berdasarkan keterangan Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati, dilaporkan sudah ada tujuh orang warga Desa Sukahurip yang meregang nyawa diduga akibat terinfeksi difteri pada rentang waktu 6 Februari hingga 19 Februari 2023.

"Awal Februari tahun ini ada 6 meninggal (diduga terkena virus difteri), lalu tambah 1 lagi di tanggal 19 Februari 2023. Kita katakan KLB. Berarti, satu kasus saja (difteri) ini sudah bisa kita katakan KLB," ujar Dewi Ambarwati, kala ditemui awak media, Selasa (21/2/2023).

Merespon KLB difteri yang sedang terjadi, Dewi mengatakan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar sedang mencoba mencari-cari kasus serupa yang bisa saja kemungkinan terjadi di beberapa daerah lain di sekitar Jawa Barat.

“Setelah itu kita cari di kota-kota lainnya (kasus serupa) untuk diperiksa, sekarang dalam proses pemeriksaan," tambahnya.

Terkait penyebab merebaknya penyakit difteri di kalangan warga tersebut, Dewi menyebut hal ini dipicu karena sedikit sekali warga desa yang sudah diimunisasi difteri.

"Desa ini (Sukahurip), dalam tiga tahun terakhir cakupan imunisasinya sangat rendah sekali karena alasan agama," jelas Dewi.

Follow Berita Okezone di Google News

Padahal, diterangkan Dewi, virus difteri bisa dicegah dengan vaksinasi, pemberian imunisasi (difteri) sesuai dengan jadwal seperti anak di bawah 11 bulan, kemudian dilanjut pada usia 2 tahun, dan selanjutnya wajib diulang kembali ketika usia SD (sekolah dasar).

Dalam upaya memutus penyebaran virus ini, pihak Dinkes Jabar, diungkap Dewi akan terus gencar menggenjor upaya imunisasi di wilayah tersebut dibarengi dengan pendekatan bersama tokoh masyarakat sekitar.

Saat ini, bersama Pemkab Garut dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dinkes Jabar sudah turun langsung ke lapangan, untuk melakukan pemeriksaan kepada masyarakat yang diduga sempat melakukan kontak langsung dengan pasien difteri.

"Jadi anak-anak di usia 15 tahun ke bawah di desa Sukahurip dilakukan outbrake respon. Kita akan suntikan imunisasi difteri semuanya. Jadi sebenarnya difteri, lebih berbahaya dari Covid-19, tapi tidak semasif Covid-19, karena sebenarnya dengan imunisasi, maka difteri sudah dapat dicegah," tutup Dewi.

Sebagai informasi, difteri merupakan penyakit mudah menular serta dapat menyebabkan kematian dalam kurun waktu hanya 72 jam, apabila tanpa pemberian serum anti difteri.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.