Share

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Otak, Dokter: Dimulai dari Usia 40-an

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Senin 06 Februari 2023 14:07 WIB
$detail['images_title']
brain check-up, (Foto: MPI/ Sukardi)

PERIBAHASA klasik lebih baik mencegah daripada mengobati, sangat erat kaitannya dengan kesehatan fisik secara menyeluruh, termasuk kesehatan otak.

Ya, terkadang banyak orang lupa bahwa otak sebagai salah satu organ tubuh yang paling vital, sangat penting untuk dideteksi dini kondisi kesehatannya. 

Deteksi dini masalah kesehatan yang berkaitan dengan otak kini dapat dilakukan dengan brain check up. Dilihat dari segi usia, justru pemeriksaan otak ini direkomendasikan sudah mulai rutin dilakukan di usia kepala 4, yang mana masih termasuk usia produktif bekerja.

Mengingat gangguan kesehatan otak seperti stroke, saat ini sudah banyak menyerang anak muda.

Sebab, masalah stroke kini sudah banyak menyerang kelompok produktif. Itu kenapa, deteksi dini dengan brain check up sangat diperlukan, terlebih seseorang dengan jabatan tertentu di suatu lembaga atau perusahaan.

"Jadi, yang tes itu bukan mereka yang sakit. Tapi mereka yang masih sehat, tapi mau tahu bagaimana risiko kesehatan otaknya. Mereka kebanyakan ingin mencegah stroke dengan mengetahui risiko tubuhnya," kata dr Adin Nulkhasanah, SpS, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RS Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono, Jakarta, saat ditemui langsung, Senin (6/2/2023).

 

(Brain check up, Foto: MPI/ Sukardi)

Follow Berita Okezone di Google News

Dokter Adin menambahkan, ia melihat mayoritas orang-orang yang melakukan brain check up ini adalah kelompok usia dewasa matang.

“Pada 2022 di RS PON ini kebanyakan berusia di atas 40 tahun. Ada yang check up dari perusahaannya, ada juga yang cek karena punya riwayat keluarga,” imbuhnya.

Secara medis, ada alasan khusus kenapa brain check up atau pemeriksaan otak secara menyeluruh ini direkomendasikan untuk orang-orang yang sudah masuk usia 40-an. Pasalnya, di usia ini metabolisme tubuh sudah matang dan pada orang-orang yang punya riwayat keluarga, tubuhnya juga biasanya sudah mulai menunjukkan respons.

"Itu kenapa usia 40-an kami rekomendasikan. Tapi, kalau usia lebih muda ya boleh lakukan brain check up, terlebih jika punya riwayat penyakit seperti hipertensi, masalah diabetes, atau jantung," tutur dr. Adin

Saat menjalani brain check up, pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan. Total ada sekitar 15 tes yang dilakukan selama satu di rumah sakit. Diungkap dr. Sardiana Salam, SpS, umumnya pasien dijadwalkan mulai dari jam 7 pagi hingga 4 atau 5 sore.

“Jika tidak memungkinkan, 15 tes pemeriksaan bisa dibagi untuk dua hari keesokan harinya,” pungkas dr. Sardiana

Berikut 15 rangkaian pemeriksaan yang akan dijalani selama brain check up.

1. Pemeriksaan Fisik Neurologi

2. Pemeriksaan Neurobehavior

3. Pemeriksaan Neuro Oftalmologi

4. Pemeriksaan Electroencephalography (EEG)

5. Pemeriksaan Transcranial Doppler atau Carotid Duplex (TCD/CD)

6. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Brain + Magnetic Resonance Angiography (MRA)

7. Pemeriksaan Echocardiografi

8. Pemeriksaan EKG dan Treadmill

9. Pemeriksaan Laboratorium (dengan Tumor Marker)

10. Pemeriksaan Thorax Foto

11. Pemeriksaan USG Whole Abdomen

12. Pemeriksaan Penyakit Dalam

13. Pemeriksaan Pulmonologi (Spirometri + Bronkodilator)

14. Pemeriksaan Gigi dan Mulut (Panoramik Gigi)

15. Pemeriksaan THT

 BACA JUGA:Pasien Anak Gagal Ginjal Akut yang Meninggal Sempat Minum Obat Sirop, Kemenkes: Sudah Ditarik

BACA JUGA:Kasus Baru 1 Anak di Jakarta Meninggal karena Gagal Ginjal Akut, Ini Kronologinya

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.