Marak Pernikahan Dini, Benarkah Rentan Kelahiran Anak Stunting?
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2023/02/01/483/2756870/marak-pernikahan-dini-benarkah-rentan-kelahiran-anak-stunting-ltRnhHqqsP.jpg)
PERNIKAHAN dini saat-saat ini tengah menjadi sorotan karena kasus di beberapa provinsi di Indonesia seperti Ponorogo, Kediri, dan lain sebagainya. Menurut Ahli Gizi Dr Marudut Sitompul, MPS ini memungkinkan anak yang lahir dalam kondisi stunting.
"Pernikahan dini, salah satu permasalahan di Indonesia ya. Ada masalah gizi yaitu anemia itu terjadi pada mereka yang menikah dini, kemudian seorang ibu anemi maka anaknya berisiko lahir dengan stunting dan juga anemia," kata Dr Marudut Sitompul dalam suatu kesempatan.
Â
Sehubungan dengan ini, Dr Marudut mengimbau agar setiap remaja mendapatkan edukasi terkait kesehatan dan pencegahan stunting. Menurutnya stunting terjadi tidak secara instan, melainkan ada korelasinya dengan kesehatan.
Saat usia muda, ia mendorong untuk menjaga asupan zat besi, yang bisa ditambah dengan tablet tambah darah (TTD). Sebagaimana diketahui, TTD menjadi program pemerintah dalam pencegahan sakit anemia pada remaja, dan tidak menjadi anak ataupun melahirkan bayi stunting di kemudian harinya.
"Harus tereduksi juga, bukan hanya lewat program pemerintah, tapi kalau dia di fasyankes itu mesti dianjurkan suplemen-suplemen tambahan akan dikonsumsi ttd dan tablet kalsium. Ini untuk menjaga supaya kebutuhan mikromineralnya ini tercukupi, nanti dia akan melahirkan anak dengan sehat," katanya menjelaskan.
Follow Berita Okezone di Google News