Share

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah: Semua Negara Sangat Tak Siap Hadapi Pandemi di Masa Depan

Pradita Ananda, Jurnalis · Selasa 31 Januari 2023 22:00 WIB
$detail['images_title']
Pandemi Covid-19, (Foto: ABC Net-AAP Darren England)

International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), atau Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menilai dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sejak 2020 sampai saat ini tak dijadikan pelajaran oleh negara-negara di dunia.

Dalam World Disasters Report 2022 yang diterbitkan Senin 30 Januari lalu, IFRC menyatakan dunia global alias negara-negara di dunia sangat tidak siap untuk menghadapi situasi pandemi di masa depan, melansir Reuters, Selasa (31/1/2023).

“Semua negara (di dunia) tetap tidak siap menghadapi wabah di masa depan, meskipun ada Covid-19,” bunyi pernyataan IFRC.

Menilai dunia tak siap dalam menghadapi ancaman kesehatan yang mengintai di masa mendatang, IFRC menyerukan negara-negara untuk bergerak cepat bisa memperbarui rencana kesiapsiagaan terkait pandemi di akhir tahun ini.

"Pandemi berikutnya mungkin sudah dekat. Kalau pengalaman dari pandemi Covid-19 ini tidak juga mempercepat langkah kita menuju persiapan, mau apa lagi?,” tegas Jagan Chapagain, Sekretaris Jenderal IFRC.

 

(Foto: ABC. Net)

Follow Berita Okezone di Google News

Belajar dari situasi pandemi Covid-19 yang bahkan sudah berlangsung selama tiga tahun lamanya, IFRC menilai sebetulnya tidak ada alasan lagi bagi dunia untuk kurang siap menghadapi potensi wabah penyakit di masa depan.

"Tidak akan ada alasan untuk kurangnya kesiapan, setelah melewati tiga tahun yang mengerikan ini,” kata Jagan lagi.

Dalam laporan World Disasters Report 2022 tersebut, IFRC juga mengatakan negara-negara harus meninjau undang-undang negaranya mereka masing-masing untuk memastikannya aturan tersebut sejalan dengan rencana kesiapsiagaan pandemi pada akhir 2023.

IFRC merekomendasikan negara-negara di dunia untuk mengadopsi perjanjian baru dan merevisi peraturan kesehatan internasional, dengan berinvestasi lebih banyak dalam kesiapan masyarakatnya.

Selain itu, disarankan juga negara-negara di dunia meningkatkan pembiayaan kesehatan domestik sebesar 1 persen dari produk domestik bruto dan pembiayaan kesehatan global setidaknya senilai USD21 miliar per tahunnya.

“Itu akan menjadi investasi yang bagus untuk dilakukan,” pungkas Jagan singkat.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.