Share

Kecemasan Sering Memburuk Saat di Malam Hari, Kenapa?

Raden Yusuf Nayamenggala, Jurnalis · Senin 30 Januari 2023 21:45 WIB
$detail['images_title']
kecemasan makin menjadi-jadi saat malam hari, (Foto: Freepik)

RASA cemas tak bisa dilepaskan dari kehidupan setiap orang, merasakan cemas adalah sesuatu yang normal. Misalnya, cemas menghadapi ujian, cemas saat masuk ke lingkungan baru, dan sebagainya.

Namun, apabila kecemasan terjadi sangat sering dan terus berulang. Maka ini bukan hal normal, tapi bisa jadi pertanda gangguan kecemasan yang pada akhirnya bisa sedikit banyak berimbas ke aktivitas di kehidupan sehari-hari seseorang, contohnya aktivitas sesederhana tidur di malam hari.

Ya, gangguan kecemasan memang bisa mengganggu pola tidur. Merujuk pada penelitian tahun 2022 yang dipublikasikan pada Journal of Sleep Medicine Reviews disebutkan bahwa sekitar 50 persen orang dengan gangguan kecemasan mengalami masalah tidur.

Merujuk pada fakta di atas, timbul pertanyaan kenapa sih kecemasan bisa menjadi lebih buruk saat malam hari tiba? Charissa Chamorro, psikolog klinis spesialisasi kecemasan dan gangguan tidur, menjelaskan hal ini salah satu dipicu karena banyak orang hanya memiliki sedikit saluran untuk mengeluarkan energi cemas pada dirinya. Berbeda dengan waktu di siang hari, saat aktivitas harian padat untuk dijalani.

"Pada siang hari, orang disibukkan dengan pekerjaan, kewajiban sosial dan keluarga. Banyak orang dengan kecemasan jadi mahir menyalurkan kelebihan energi untuk sesuatu yang produktif," ucap Charissa, dikutip dari Live Science, Senin (30/1/2023).

Follow Berita Okezone di Google News

Charissa memaparkan, pada waktu malam hari orang-orang akan melambat dan pada akhirnya menyebabkan peningkatan perasaan cemas.

"Ciri utama dari gangguan kecemasan adalah kekhawatiran yang terus-menerus dan berlebihan, ketika kamu berbaring di tempat tidur tanpa ada yang mengalihkan perhatian Anda maka kekhawatiran bisa menjadi nyata," sambungnya.

Kemungkinan tersebut, diungkap Charissa bisa terjadi pada setiap orang dan bukan hanya orang yang mengidap gangguan kecemasan.

Senada dengan penjelasan Charissa, merujuk pada studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam International Journal of Psychophysiology, menemukan bahwa orang tanpa gangguan kecemasan yang diperlihatkan rangsangan rasa takut yang sama di siang hari dan di malam hari, menunjukan mengalami peningkatan respons ketakutan di malam hari.

Uji coba tersebut diukur secara fisik, meliputi detak jantung dan aktivitas konduktansi kulit, ditambah dengan diukur serta psikologis dengan laporan ketakutan subjektif. Ini menunjukan bahwa orang bisa memproses informasi secara berbeda, dan lebih rentan terhadap kecemasan di malam hari, walau tak jelas penyebabnya.

Namun, kata Charissa bagi seseorang dengan stres atau gangguan kecemasan, ada faktor lain yang mungkin menyebabkan kecemasan lebih sering hadir di malam hari. Ada juga beberapa faktor yang bisa memperburuk kecemasan di malam hari. Makanya, disarankan untuk menghindari pemicunya tersebut.

 BACA JUGA:Studi: Vaksin Covid-19 Bisa Bikin Suntik Botox Kurang Efektif

BACA JUGA:Studi: Remaja Kurang Tidur Berisiko 50 Persen Lebih Tinggi Kena Penyakit Kronis

"Kafein dan stimulan lainnya, perangkat elektronik, stres dan kurang tidur adalah pemicunya. Contohnya minum kafein di jam yang terlalu dekat dengan waktu tidur, mungkin bsia memiliki efek lanjutan yang memperburuk kecemasan di malam hari," pungkasnya.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.