Share

Stunting di Indonesia Masih Tinggi, Dokter Gizi Soroti Anak Berisiko Alami Penyakit Tidak Menular

Kevi Laras, Jurnalis · Jum'at 27 Januari 2023 07:00 WIB
$detail['images_title']
kenali risiko PTM karena stunting pada anak, (Foto: BBC)

ANAK stunting masih jadi salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia. Meski angka prevalensinya pada tahun 2022, disebut Kementerian Kesehatan RI telah mengalami penurunan.

Dalam laporannya, Kemenkes mengklaim bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan, yang awalnya 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022.

Meski mengalami penurunan, angka di atas masih tergolong tinggi. Jika merujuk pada standarisasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan angka stunting suatu negara harus di bawah 20 persen.

Kondisi anak stunting, bukan hanya perkara soal tinggi badan yang kurang. Tapi juga merembet ke masalah kesehatan lainnya. Dijelaskan Dokter Gizi, dr. Marya Haryono, M. Gizi, Sp.GK FINEM menyoroti anak stunting itu berisiko mengalami penyakit tidak menular (PTM). .

"Risiko angka terkena stunting itu periode perkembangan dan sistem data tahan tubuhnya juga bermasalah. Lalu ke anaknya tersebut, bisa sangat berisiko banyak alami penyakit yang tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain,” jelas dr. Marya kala ditemui di Jakarta, baru-baru ini.

 

Follow Berita Okezone di Google News

“Makanya ini harusnya diminimalisir dan harus dilakukan pencegahan (stunting)," sambungnya.

Maka dari itu, ia mendorong setiap orang tua untuk menyajikan makanan gizi seimbang pada anak. Sumbernya bisa dari protein hewani dan nabati, yang disesuaikan lagi dengan kebutuhan anak.

Dokter Marya menjelaskan, asupan protein hewani dan nabati ini jadi penting mengingat protein adalah salah satu asupan yang dibutuhkan untuk membentuk sel-sel baik dalam tubuh.

Bahkan protein juga berperan penting dalam membentuk sistem kekebalan tubuh (imunitas) pada anak, agar terhindar dari berbagai penyakit.

"Sifat protein membentuk sel tubuh, anak bertumbuh karena adanya sel. Agar bisa membentuk sel baik, kita butuh nutrisi baik yaitu protein. Tapi bukan hanya protein tapi juga butuh kerjasama dengan lainnya, jadi sistem imun, hormon dan perkembangan sel otak juga membutuhkan protein," tutur. dr. Marya panjang lebar.

 BACA JUGA:Kemenkes Sebut Angka Prevalensi Stunting Turun Jadi 21,6 Persen

BACA JUGA:Hari Gizi Nasional, Ini Cara Atasi Stunting Menurut Ahli!

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.