Stunting di Indonesia Masih Tinggi, Dokter Gizi Soroti Anak Berisiko Alami Penyakit Tidak Menular
ANAK stunting masih jadi salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia. Meski angka prevalensinya pada tahun 2022, disebut Kementerian Kesehatan RI telah mengalami penurunan.
Dalam laporannya, Kemenkes mengklaim bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan, yang awalnya 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022.
Meski mengalami penurunan, angka di atas masih tergolong tinggi. Jika merujuk pada standarisasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan angka stunting suatu negara harus di bawah 20 persen.
Kondisi anak stunting, bukan hanya perkara soal tinggi badan yang kurang. Tapi juga merembet ke masalah kesehatan lainnya. Dijelaskan Dokter Gizi, dr. Marya Haryono, M. Gizi, Sp.GK FINEM menyoroti anak stunting itu berisiko mengalami penyakit tidak menular (PTM). .
"Risiko angka terkena stunting itu periode perkembangan dan sistem data tahan tubuhnya juga bermasalah. Lalu ke anaknya tersebut, bisa sangat berisiko banyak alami penyakit yang tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain,” jelas dr. Marya kala ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Â
Follow Berita Okezone di Google News