Share

Kemenkes Sebut Angka Prevalensi Stunting Turun Jadi 21,6 Persen

Pradita Ananda, Jurnalis · Kamis 26 Januari 2023 12:14 WIB
$detail['images_title']
Prevalensi stunting di Indonesia alami penurunan, (Foto: BBC)

Kementerian Kesehatan RI, pada Rabu 25 Januari 2023 baru saja mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN.

Hasil SSGI ini untuk mengukur target stunting di Indonesia. Sebelumnya SSGI diukur selama tiga tahun sekali sampai lima tahun sekali. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan mulai 2021 SSGI ini dilakukan setiap tahun.

Dalam laporannya, Kemenkes mengklaim bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan, yang awalnya 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022, dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku Kemenkes, Kamis (26/1/2023).

“Metode survei seperti ini sudah kita lakukan selama tiga tahun, bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Kita akan perbaiki ke depannya kalau bisa by name by address, diusahakan ke sana. Secara bertahap tetap memakai metode pengukuran yang memang sudah sebelumnya dilakukan,” ungkap Menkes Budi.

Meski mengalami penurunan, namun angka ini masih jauh dari target yang ditetapkan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia harus mencapai target hanya 14 persen di tahun 2024.

“Target yang saya sampaikan 14 persen di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak,” kata Jokowi. 

Follow Berita Okezone di Google News

Penurunan angka stunting ini terjadi selama masa pandemi Covid-19. Menkes Budi mengharapkan, penurunan angka stunting ini bisa juga terjadi di masa normal contohnya di tahun ini.

Tahun 2023 ini, penurunan kasus stunting diharapkan bisa lebih tajam lagi. Sehingga target penurunan stunting di angka 14 persen di 2024 bisa tercapai. Mengejar target penurunan stunting hingga 14 persen, ini artinya angka stunting harus turun 3,8 persen selama dua tahun berturut-turut.

Data Kemenkes mencatat, jika dilihat secara jumlah maka yang paling banyak penurunan angka stunting adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten.

Sebagai informasi, standard WHO terkait prevalensi stunting sendiri harus di angka kurang dari 20 persen. Masalah stunting sendiri, diungkap Jokowi bukan hanya semata tinggi badan anak yang kurang, tetapi juga berimbas pada rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, hingga munculnya penyakit-penyakit kronis.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.