DEPRESI tidak hanya bisa dialami oleh orang dewasa, patut menjadi perhatian para orang tua, bahkan anak-anak pun bisa mengalami depresi karena ada kemungkinan anak bisa mengalami kecemasan seiring bertambahnya usia.
Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan, dari tahun 2016 hingga 2019, sebanyak hingga 9,4 persen anak-anak berusia antara 3 sampai 17 tahun mengalami gangguan kecemasan, dan 4,4 persen mengalami depresi.
Dulu, anak-anak dianggap terlalu muda untuk mengalami depresi. Namun, penelitian mengungkapkan, bahwa anak-anak bisa loh mengalaminya! Meski apa yang dialami mereka berbeda dari orang dewasa.
Penelitian menemukan, bahwa depresi dan kecemasan juga sangat komorbid. Anak-anak kerap didiagnosis dengan gangguan kecemasan dan depresi pada saat yang bersamaan. Anak-anak yang lebih mudah cenderung mengalami kecemasan akan suatu bentuk perpisahan. Sementara kecemasan sosial, sering terjadi seiring bertambahnya usia sang anak.
Perihal penyebab kecemasan dan depresi pada anak, disebutkan ada tiga faktor yang mempengaruhinya. Melansir Healthline, Selasa (24/1/2023), mulai dari faktor genetik, yakni memiliki orang tua atau saudara kandung dengan kecemasan atau depresi. Lalu yang kedua faktor lingkungan, dari respon yang dipelajari dari pengasuh atau reaksi terhadap peristiwa yang membuat stres atau traumatis bisa berkontribusi.
Follow Berita Okezone di Google News
Faktor terakhir, yakni tempramen seorang anak. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh peristiwa kehidupan, stres, kurangnya faktor pelindung, dan kurangnya dukungan sosial.
Lantas bagaimana dengan bayi? Nah, para ahli menemukan bahwa bayi pun bisa menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka mengalami depresi, meski terbilang tidak umum.
Bayi yang pemalu, pendiam, atau mudah marah, kemungkinan lebih rentan terhadap depresi. Paparan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, trauma, pengabaian, dan punya orang tua yang depresi, bisa meningkatkan risiko depresi pada bayi. Tanda-tanda kecemasan dan depresi pada bayi antara lain, jadi lebih rewel dan tidak bisa dihibur.
Menurut penelitian pada buku Deborah Serani "Depression and Your Child: A Guide for Parents and Caregives", sekitar 4 persen anak usia 2 sampai 5 tahun, dan 5 persen anak usia 6 hingga 12 tahun, dan 11,2 persen remaja berusia 13 sampai 18 tahun mengalami depresi.
Para orang tua bisa peka dengan gejala yang dialami anak, tanda-tanda kecemasan dan depresi pada anak sendiri meliputi misalmnya mudah marah, berperilaku buruk, mengalami ketakutan, kurangnya minat beraktivitas, sulit menambah berat badan, mengalami masalah tidur, sulit bersosialisasi, bermasalah di sekolah, malas untuk pergi ke sekolah, sakit perut, hingga sakit kepala.
Sementara untuk anak usia prasekolah yaitu menangis berlebihan saat berpisah dari orang tuanya. Kemudian, untuk anak usia sekolah, biasanya anak akan mengeluh sakit perut hingga harus keluar dari sekolah.
Sedangkan anak usia remaja bisa dilihat dengan tanda biasanya mereka jadi lebih mudah tersinggung, terisolasi dari keluarga dan teman, atau lebih sering mengurung diri di kamar dan memilih tidak mengikuti kegiatan keluarga.
 BACA JUGA:Sering Sakit Kepala Bagian Belakang, Ternyata Tanda Bahaya!
BACA JUGA: 5 Bahaya Keseringan Makan Gorengan, Salah Satunya Bikin Gendut!
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.