Apa Benar Minum Susu Bikin Manusia Purba Lebih Besar?
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2023/01/23/483/2751281/apa-benar-minum-susu-bikin-manusia-purba-lebih-besar-gUZsjpiPH8.jpg)
SEBUAH penelitian baru menunjukan, kemungkinan manusia purba tumbuh lebih tinggi dan lebih kuat saat mulai minum susu.
Setelah menganalisis ribuan kerangka kuno, penulis penelitian menemukan, bahwa peningkatan ukuran tubuh manusia cenderung bertepatan dengan penyebaran genetik persistensi laktase, yang mengacu pada kemampuan mencerna susu setelah masa bayi.
Â
Peneliti berupaya untuk menentukan bagaimana massa tubuh dan perawakan nenek moyang kita berubah saat pertanian muncul di berbagai daerah, serta faktor apa yang mungkin memengaruhi perubahan ukuran tubuh.
Hingga saat ini, sebagian besar diasumsikan bahwa manusia pada awalnya menjadi lebih kecil, ketika mereka mengadopsi pertanian lantaran pola makan mereka menjadi lebih buruk, dan kesehatan mereka memburuk.
Tapi, setelah melihat 3.507 kerangka dari 366 situs arkeologi di Eropa, Timur Tengah, Lebih Nil, Asia Selatan dan China, peneliti menemukan bahwa efek penyusutan tersebut sebenarnya dimulai sebelum revolusi pertanian.
Peneliti menjelaskan, pergeseran global menyebabkan menuju kemungilan. Peneliti menjelaskan, bahwa kelangkaan makanan setelah Maksimum Glasial terakhir, mungkin telah menghambat pertumbuhan mereka yang hidup pada saat itu.
Beberapa waktu kemudian, pertanian mulai kembali dilakukan di Levant dan Asia timur. Keduanya menawarkan kondisi yang sangat baik, untuk domestikasi tanaman. Pada wilayah tersebut, ukuran tubuh manusia tidak banyak berubah selama ribuan tahun berikutnya.
Sebaliknya, pertanian jauh lebih sulit di Eropa, karena tanaman yang diperkenalkan dari Asia gagal tumbuh, dan orang harus minum susu untuk bertahan hidup.
Ketika pola minum susu menyebar ke seluruh eropa, seleksi alam memastikan bahwa gen persistensi laktase menjadi semakin umum di populasi eropa.
 BACA JUGA:3 Susu Kalsium Tinggi Baik untuk Kesehatan Tulang, Yuk Konsumsi dari Sekarang!
"Proses evolusi itu mengarah mengarah pada pola intoleransi laktosa yang kita lihat hari ini, di mana orang di Eropa Utara lebih sering toleran laktosa daripada orang di Eropa Selatan," ujar salah satu tim peneliti, Jay Stock, seperti yang dikutip dari IFL Science.
Follow Berita Okezone di Google News