Deteksi Dini Stunting, Posyandu Sudah Pakai Timbangan Canggih
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2023/01/17/481/2747687/deteksi-dini-stunting-posyandu-sudah-pakai-timbangan-canggih-L76Tl5M5bw.jpg)
KEMENTERIAN Kesehatan tengah berfokus pada intervensi spesifik untuk penanganan stunting pada anak, baik yang dilakukan sebelum masa kelahiran maupun setelah kelahiran.
Salah satu upaya deteksi dini, dilakukan setelah kelahiran melalui pengukuran di Posyandu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan diagnosis stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan antropometri dan penunjang.
"Agar pemeriksaan pengukuran bayi terstandar, kita gunakan antropometri di seluruh Posyandu di Indonesia sekaligus kita bisa pastikan perlambatan pertambahan berat badan bisa dideteksi lebih cepat sehingga tidak terjadi malnutrisi kronik yang akhirnya menjadi stunting," kata Menkes Budi dikutip dari Sehat Negeriku laman Kemenkes, Selasa (17/1/2023)
Kebutuhan alat pengukur antropometri sebanyak 313.737 dari jumlah Posyandu 303.416 yang ditargetkan akan terpenuhi pada tahun 2024. Sebelumnya tahun 2019 baru 25.177 Puskesmas memiliki antropometri kit, 2020 sebanyak 1.823 Posyandu, tahun 2021 sebanyak 16.936 Posyandu.
Lalu pada tahun 2022 berjumlah 34.256 Posyandu, tahun 2023 ditargetkan berjumlah 127.033 Posyandu, dan 2024 ditargetkan mencapai 81.512 Posyandu yang memiliki antropometri.
Dalam prosesnya, pengukuran menjadi deteksi dini oleh kader di Posyandu, kemudian dirujuk ke dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk diagnosis, pemberian konseling dan edukasi. Bayi dan Balita stunting akan dirujuk ke dokter spesialis anak di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk mengidentifikasi faktor-faktor medis atau red flags penyebab stunting.
Follow Berita Okezone di Google News