Share

Uzbekistan Laporkan 18 Anak Meninggal Dunia Pasca Minum Obat Sirop Buatan India

Pradita Ananda, Jurnalis · Kamis 29 Desember 2022 10:20 WIB
$detail['images_title']
obat sirop, (Foto: Creative Commons- Al Jazeera)

Kementerian Kesehatan Uzbekistan melaporkan kematian setidaknya atas 18 orang anak, yang meninggal dunia setelah mengonsumsi obat sirop yang diproduksi oleh pembuat obat India, Marion Biotech Pvt Ltd.

Melansir laporan Al Jazeera, Kamis (29/12/2022) Kemenkes Uzbekistan menyebutkan, 18 dari 21 orang anak yang mengonsumsi sirop Doc-1 Max saat sakit penyakit pernapasan akut, meninggal setelah mengonsumsi obat sirop tersebut. Dalam laman resmi Marion Biotech Pvt Ltd., obat Doc-1 Max dipasarkan sebagai obat untuk gejala pilek dan flu.

Kemenkes Uzbekistan, dalam pernyataan resminya yang dipublikasikan pada Selasa 27 Desember 2022, menyebut obat sirop tersebut mengandung etilen glikol, yang menurut Kementerian Kesehatan Uzbekistan adalah zat beracun. Sirup tersebut diimpor ke Uzbekistan oleh Quramax Medical LLC.

Disebutkan lebih lanjut, pada kasus ini ternyata obat sirop tersebut diberikan kepada anak -anak di rumah tanpa memakai resep dokter, baik oleh orang tua atau atas saran apoteker, dan dengan dosis yang melebihi dosis standar untuk anak-anak.

Follow Berita Okezone di Google News

Namun belum diketahui dengan jelas, apakah yang bertindak demikian hanya salah satu anak atau memang semua anak-anak yang meninggal dunia tersebut memiliki pola konsumsi yang sama, telah mengonsumsi lebih dari dosis standar.

Terkait kasus ini, dari keterangan pejabat Kementerian Kesehatan India mengatakan mereka sudah mengetahui laporan dari Uzbekistan, tetapi sayangnya saat dimintai komentar oleh media setempat, pihak Kemenkes India masih menolak berkomentar.

India sendiri, per Selasa 27 Desember 2022 dilapor oleh Reuters, diketahui sudah melakukan inspeksi beberapa pabrik obat di seluruh negeri untuk memastikan standar kualitas tinggi produksi obat sirop.

Kematian anak di Uzbekistan ini mengikuti kasus serupa di Gambia, dengan angka kematian sedikitnya 70 anak disebabkan oleh obat batuk dan pilek yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals Ltd yang berbasis di New Delhi, India.

 BACA JUGA:Kaleidoskop 2022: Kasus Gagal Ginjal Akut hingga Obat Tercemar yang Telan Ratusan Nyawa Anak

BACA JUGA:Update Gangguan Ginjal Akut: Kemenkes Sebut Tak Ada Penambahan Angka Kematian

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.