Heboh Kasus TBC Anak di Bantul, Benarkah Karena Sering Dicium dan Digendong?
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2022/12/23/481/2733040/heboh-kasus-tbc-anak-di-bantul-benarkah-karena-sering-dicium-dan-digendong-hTKsFvvqdt.jpg)
DINAS Kesehatan Kabupaten Bantul baru-baru ini mencatat kasus baru penyakit Tuberkulosis atau TBC. Kasus yang mencapai 1.216 tersebut ditemukan di seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Bantul, dalam kurun waktu Januari hingga November 2022.
Dari jumlah tersebut, 619 di antaranya adalah kasus TBC pada anak dan 12 kasus pasien risesten obat. Angka 1.216 kasus tersebut masih 50 persen dari estimasi 2.431 kasus TBC di Bantul sehingga masih banyak orang dengan TBC yang masih belum ditemukan dan diobati.
Â
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja mengungkapkan, banyaknya kasus TBC pada anak tersebut karena masih banyak yang belum terdeteksi dan belum diobati, sehingga anak rentan tertular, apalagi sering dicium dan digendong.
“Contoh anak umur 2 tahun, kan sering digendong atau diciumi orang-orang. Hal itu risiko kontak semakin tinggi," kata Agus, baru-baru ini.
Lantas, seberapa besar potensi penularan TBC pada anak? Berikut ulasannya, dikutip dari beberapa sumber, Jumat, (23/12/2022).
TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang organ paru-paru. TBC tidak hanya dapat diderita oleh orang dewasa, namun juga anak-anak.
Penyakit ini terutama menyerang paru, namun juga bisa mengenai organ lain seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening, ginjal, tulang, dan kulit.
Penularan TBC pada anak-anak memang tidak berbeda dengan orang dewasa, yakni dengan menghirup bakteri tuberkulosis di udara yang berasal dari penderita TBC. Bakteri dapat tersebar saat penderita batuk, bersin, berbicara, bahkan tertawa.
Follow Berita Okezone di Google News