Share

Ahli Air ITB: Jakarta Masuk Jadi Kota dengan Air Berkualitas Buruk

Kevi Laras, Jurnalis · Rabu 21 Desember 2022 16:12 WIB
$detail['images_title']
sumber air, (Foto: Freepik)

AIR adalah sumber kehidupan krusial bagi semua mahluk hidup, terutama manusia. Air jadi sumber dari banyak lini kehidupan manusia sehari-hari.

Maka dari itu, salah satu cara termudah memelihara kesehatan secara menyeluruh, yakni dengan mengonsumsi air yang berkualitas baik. Tapi sayangnya, air yang dikonsumsi masyarakat di Jakarta disebutkan punya kualitas jauh dari kata baik.

Disampaikan, Ahli Air ITB, Ir Rofiq Iqb, ST Jakarta salah satu kota yang memiliki kualitas air buruk. Hal ini mengingat, Jakarta sebagai Ibu kota dan padat penduduk membuat kualitas air berpeluang tercemar.

Ditambah, dengan lemahnya hukum dalam pengolahan limbah oleh setiap industri atau pabrik. Menurutnya, semua faktor ini dengan mudah menambah peluang air Jakarta tercemar dan mengandung bakteri Escherichia coli.

"Sehingga pasti daerah dengan tinggi ataupun padat beban air akan lebih besar. Paling umum air dengan kualitas buruk itu ada di perkotaan, termasuk di Jakarta di Surabaya," ungkap Rofiq dalam Media Gathering In Home Experience with Coway seputar Water Quality Lab di Jakarta, Rabu (21/12/2022)

 

(Ahli Air ITB, Ir Rofiq, Foto: MPI/ Kevi)

Follow Berita Okezone di Google News

Bakteri Escherichia coli, atau yang biasa disebut E-colli ini bersumber dari tinja. Rofiq menyebut, menilai Jakarta karena tidak ada pengelolaan limbah tersebut. Ditambah, dengan lemahnya hukum dalam pengolahan limbah oleh setiap industri atau pabrik.

"Karena memang Indonesia ini penegak hukum itu belum sempurna, itu diwajibkan untuk pengolahan dan domestik. Kenapa itu karena memang buang limbah sembarangan, juga jadi E-coli itu dari tinja seharusnya dilakukan pengolahan juga," jelas pria yang juga merupakan Lektor Fakultas Teknik Lingkungan Sipil (FTSL) ITB tersebut.

Patut diketahui, seperti dikutip dari WebMD, pada beberapa kasus bakteri E. coli bisa mengakibatkan komplikasi serius disebut sindrom uremik hemolitik, yang memengaruhi ginjal dan kondisi ini disebutkan lebih berpeluang dialami orang tua dan anak-anak.

 BACA JUGA:Penasihat WHO: Potensi Gelombang Baru Covid-19 di China, Bisa Jadi Kartu Liar Status Pandemi

BACA JUGA:Covid-19 Ngegas Lagi, Warga New York Diimbau Kembali Pakai Masker

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.