Share

Ibu Muda Meninggal Usai Melahirkan Anak ke-10, Kenali 5 Komplikasi Persalinan Paling Berbahaya

Pradita Ananda, Jurnalis · Rabu 14 Desember 2022 08:40 WIB
$detail['images_title']
proses persalinan, (Foto: Freepik)

MELAHIRKAN memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, bahkan sering ditemui ibu meninggal dunia setelah melahirkan.

Salah satunya yang sedang ramai saat ini, berita tentang seorang ibu muda di Malaysia, meregang nyawa di usia 33 tahun usai melahirkan anaknya yang ke-10. Saat melahirkan, apa pun memang bisa terjadi, termasuk komplikasi.

Komplikasi persalinan sendri mengacu pada kondisi kelahiran yang tidak normal atau peristiwa buruk yang terjadi selama kehamilan, persalinan, atau persalinan yang dapat berdampak buruk pada ibu atau bayi.

Beberapa contoh komplikasi persalinan mulai dari yang jinak, bisa berbahaya dan bahkan mengancam nyawa. Melansir laman resmi Birth Injury, Rabu (14/12/2022) berikut paparan lima komplikasi persalinan paling berbahaya.

1. Ruptur uteri: Bisa dibilang sebagai komplikasi kelahiran yang paling berbahaya bagi bayi dan ibu. Ruptur uteri adalah peristiwa langka, saat dinding atau lapisan rahim ibu robek dan pecahnya dinding rahim ini umumnya terjadi secara tiba-tiba dan biasanya tanpa tanda peringatan sebelumnya. Dalam kasus yang parah, pecahnya air mata membuka lubang di dinding rahim, memungkinkan cairan ketuban dan bahkan bayi keluar dari rahim.

Mengapa sangat berbahaya? Karena begitu pecahnya rahim, bayi berpotensi bisa kekurangan oksigen, yang menyebabkan kerusakan otak besar atau kematian dengan sangat cepat. Begitu rahim pecah, bayi dalam bahaya. Bergantung pada tingkat keparahan pecahnya, bayi harus dilahirkan melalui operasi caesar darurat dalam waktu 10 sampai 30 menit untuk menghindari cedera otak yang parah atau kematian.

2. Distosia bahu: Tipe kejadian darurat yang bisa terjadi secara tiba-tiba pada proses persalinan normal. Kondisi bahu bayi tertahan saat memasuki jalan lahir, biasanya pada tulang panggul ibu. Terjadinya distosia bahu saat melahirkan ini bahaya, karena ketika bayi terjebak di jalan lahir karena distosia, kekurangan oksigen bisa menimbulkan risiko cedera otak atau bahkan kematian jika situasinya tidak segera diatasi dengan cepat dan tepat.

Follow Berita Okezone di Google News

3. Prolaps tali pusar: Mengingat tali pusat atau tali pusar adalah garis hidup kritis yang menghubungkan bayi dan ibu. Pada persalinan normal, bayi melewati jalan lahir terlebih dahulu dan diikuti oleh tali pusat dan plasenta. Prolaps terjadi saat tali pusat vital turun ke dalam pembukaan serviks terlebih dahulu dan berakhir di depan bayi saat memasuki jalan lahir.

Hal ini sangat berbahaya karena saat kepala bayi terdorong ke bawah, ia akan menekan tali pusar ke panggul atau dinding jalan lahir. Terjepitnya atau kompresi tali pusat inilah yang bisa membatasi atau bahkan memutus suplai oksigen bayi yang diberikan sang ibu. Tali pusat semakin tertekan saat kontraksi persalinan ibu terus mendorong bayi ke bawah.

4. Korioamnionitis: Jenis komplikasi selama kehamilan, ada infeksi bakteri dari ibu menginfiltrasi cairan ketuban dan/atau selaput janin. Infeksi biasanya berasal dari area vagina ibu dan menyebar ke atas ke dalam rahim. Meski infeksi ibu selama kehamilan cukup umum, korioamnionitis adalah jenis infeksi ibu yang langka, hanya ditemukan pada 2 persen kehamilan dan jauh lebih berbahaya, sebab korioamnionitis bisa berisiko membuat janin dalam bahaya yang signifikan.

5. Makrosomia janin: Alias bayi yang ukurannya terlalu besar untuk bisa dilahirkan lewat persalinan normal karena bisa tersangkut di jalan lahir. Secara definisi klinis makrosomia janin berbeda, tetapi setiap bayi dengan berat lebih dari 4 kilogram dianggap makrosomik janin. Makrosomia janin yang tidak terdiagnosis adalah komplikasi yang berpotensi berbahaya. Saat bayi terjebak di jalan lahir saat melahirkan, bayi bisa berisiko kekurangan oksigen, yang dapat menyebabkan cedera otak besar.

 BACA JUGA:Sederet Masalah Kesehatan yang Bisa Bikin Air Seni Berbau Busuk

BACA JUGA:Pacaran Sama Fuckboy Bikin Mental Rusak, Apa Benar?

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.