Ada Gerakan Gaungkan Kampanye 10 Jari untuk Kanker Ovarium, Apa Itu?
PENYAKIT kanker masih terus menjadi momok menakutkan untuk masyarakat. Mengingat, salah satu penyakit tak menular (PTM) ini punya dampak fatal, alias bisa mengakibatkan kematian. Termasuk salah satunya kanker ovarium.
Bukan hanya membahayakan jiwa, dari catatan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi kasus kanker ovarium ini mengalami kenaikan hingga akhirnya bertengger di peringkat 3 yang membuat Indonesia jadi mempunyai peningkatan beban akibat penyakit tidak menular (PTM).
“Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi PTM mengalami kenaikan, jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain pada kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi,” jelas Dr. Eva Susanti, S.Kp.,M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan dalam keterangan diterima MNC Portal, Sabtu (3/12/2022)
“Kanker naik dari 1,4 persen pada Riskesdas 2013 menjadi 1,8 persen di data Riskesdas 2018. Sementara kanker ovarium berada di peringkat 3 dari sisi insiden dan tingkat kematian," sambungnya lagi.
Namun sayangnya, minimnya pengetahuan dan kesadaran, membuka peluang besar untuk banyak wanita untuk mengalami kanker yang satu ini. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan RI diketahui tengah menggenjot edukasi tentang kanker ovarium yang diwujudkan dengan Program Kampanye 10 Jari. Apa itu?
Menggandeng Cancer Information & Support Center dan AstraZeneca, Kemenkes sedang menggaungkan Kampanye 10 Jari untuk mengenal faktor risiko dan deteksi dini kanker ovarium, penggunaan Angka “10” yang tercantum dalam “Kampanye 10 Jari” jadi salah satu cara mengedukasi masyarakat, tentang enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium.
Follow Berita Okezone di Google News