Resesi Seks di Asia Timur Jadi Sorotan, Salah Satu Penyebabnya Enakan Masturbasi!
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2022/11/28/483/2716446/resesi-seks-di-asia-timur-jadi-sorotan-salah-satu-penyebabnya-enakan-masturbasi-M8ZQSHtYDm.jpg)
AKHIR-AKHIR ini isu terkait resesi seks di beberapa negara Asia, khususnya di kawasan Asia Timur menjadi sorotan. Pasalnya, kondisi tersebut disebut-sebut dapat berdampak besar terhadap populasi manusia yang pertumbuhannya bakal terancam.
Lantas, apa itu reseksi seks? Dan apa saja faktor beberapa negara seperti Korea, Jepang, hingga China akhirnya bisa dihantui resesi seks?
Istilah resesi seks muncul karena dilatarbelakangi fenomena penurunan aktivitas seksual di sejumlah negara. Kondisi ini lantas kerap memunculkan kekhawatiran oleh sejumlah kalangan. Pasalnya, resesi seks dapat menyebabkan penurunan angka kelahiran yang akan berimbas pada banyak sektor.
Berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab penurunan frekuensi hubungan seksual.
Â
1. Terlalu Sibuk
Salah satu faktor utama dari resesi seks adalah rutinitas yang sangat padat. Kesibukan dalam bekerja dapat membuat seseorang tidak lagi memikirkan hubungan romantis.
Hal ini pun kemudian membuat mereka memilih untuk tetap melajang dan fokus pada karier. Kehidupan seks lantas terabaikan.
2. Ketidaksiapan Finansial
Masih berdasarkan survei yang telah banyak dilakukan, ketidaksiapan finansial dalam hal ini seperti biaya pernikahan dan tidak mau menanggung beban ekonomi akibat memiliki anak, menjadi salah satu alasan wanita di China tidak mau menikah.
Terlebih, selama masa pandemi Covid-19, China telah menerapkan kebijakan “Zero COVID” tanpa kompromi, demi mengatasi serangan penyakit tersebut. Hal itu membuat banyak warga di China kehilangan pendapatan.
3. Tingkat pernikahan yang menurun
Tak hanya masalah finansial. Sepertiga responden survei juga mengungkapkan bahwa mereka tidak percaya pada pernikahan. Bahkan, presentase yang sama mengatakan bahwa mereka tidak pernah jatuh cinta.
Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa jumlah pasangan yang menikah di China dalam tiga kuartal pertama menurun sebanyak 17,5 persen.
Pada bulan Oktober lalu, Liga Pemuda Komunis Tiongkok mengeluarkan publikasi yang menyatakan, bahwa hampir setengah atau 50 persen wanita muda yang tinggal di daerah perkotaan negara tersebut tidak mau menikah.
 BACA JUGA:3 Manfaat Oral Seks untuk Kesehatan Tubuh, Benarkah Bisa Cegah Kanker?
4. Tingginya Tuntutan Pekerjaan
Alasan lain yang juga berpengaruh besar terhadap resesi seks di Cina adalah adanya budaya kerja 9-9-6. Artinya, pegawai dituntut bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, selama enam hari dalam seminggu.
Budaya kerja tersebut paling terlihat di perusahaan-perusahaan digital yang besar. Para pekerja di sana merasa tidak bebas untuk memulai sebuah keluarga. Kelelahan dan stres akibat jam kerja yang panjang juga bisa menurunkan gairah seksual.
Follow Berita Okezone di Google News