Share

Kemenkes Temukan 3 Zat Kimia Berbahaya Ini di Anak Gagal Ginjal Akut

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Kamis 20 Oktober 2022 09:34 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi Pasien Gagal Ginjal. (Foto: Shutterstock)

GUNA mencegah terjadi lebih banyak kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akhirnya memberhentikan persebaran obat sirup. Mereka yang sudah terlanjur membeli pun diminta tidak mengonsusi obat tersebut.

Dalam informasi terkini soal hasil investigasi penyakit gangguan ginjal akut, ada 3 zat kimia berbahaya di tubuh pasien balita gangguan ginjal akut.

"Kemenkes sudah meneliti bahwa pasien balita yang terkena terkena gangguan ginjal akut terdeteksi memiliki 3 zat kimia berbahaya (ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, ethylene glycol butyl ether-EGBE)," terang laporan Kemenkes yang diterima MNC Portal, Kamis (20/10/2022).

Ketiga zat kimia ini merupakan impurities dari zat kimia 'tidak berbahaya', polyethylene glycol, yang sering dipakai sebagai solubility enhancer di banyak obat-obatan jenis sirup.

Beberapa jenis obat sirup yang digunakan oleh pasien balita yang terkena gangguan ginjal akut, terbukti memiliki EG, DEG, EGBE, yang seharusnya tidak ada atau sangat sedikit kadarnya di obat-obatan sirup tersebut. "Sampel obat diambil dari rumah pasien," jelas Kemenkes.

Follow Berita Okezone di Google News

Dijelaskan juga bahwa sambil menunggu otoritas obat atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memfinalisasi hasil penelitian kuantitatif mereka, Kemenkes mengambil posisi konservatif dengan sementara melarang penggunaan obat-obatan sirup.

"Mengingat balita yang teridentifikasi gangguan ginjal akut sudah mencapai 70-an per bulan (realitasnya pasti lebih banyak dari ini), dengan fatality atau kematian rate mendekati 50%," tambah Kemenkes.

Dalam sebuah paparan yang diterbitkan oleh Departement of Pediatrics All India Institute of Medical Sciences, disebutkan bahwa diethylene glycol-DEG telah menjadi racun yang menyebar di 5 negara yakni Argentina, Haiti, Nigeria, Bangladesh dan Afrika Selatan.

Menurut laporan tersebut, ada kesalahan dalam produksi paracetamol, yang berakibat racun dari DEG. Racun dari DEG ini memang memiliki kemungkinan tinggi untuk membuat seseorang meninggal.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.