Share

Apa Benar Gen Z Paling Gampang Kena Mental Dibanding Generasi Sebelumnya?

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Senin 10 Oktober 2022 16:46 WIB
$detail['images_title']
Gen Z dianggap paling rapuh (Foto: Indiamarks)

GEN Z dianggap paling rapuh dan lemah mentalnya. Pandangan ini beredar luas di media sosial, bahkan kerap menjadi konten yang tak jarang jadi bahan gunjingan.

Konten TikTok banyak membahas soalan ini. Gen Z dianggap terlalu manja, gampang kena 'mental breakdown', bahkan dinilai tidak bisa menghadapi masalah yang sebetulnya sederhana.

 Gen Z

Pandangan seperti ini menurut Penggiat HAM Bahrul Fuad harus disingkirkan.

"Pernyataan bahwa Gen Z adalah kelompok yang paling lemah mentalnya menurut saya pribadi itu stigma yang sangat salah," tegasnya di Webinar Jelang 'Deklarasi Relio-Mental Health Indonesia', Senin (10/10/2022).

Bahrul menjelaskan, masalah kesehatan mental ini sudah ada puluhan tahun di Indonesia. Tapi, di era sekarang yang mana akses ke fasilitas kesehatan mental cenderung mudah, ini membuat generasi Z dianggap lemah.

"Padahal, banyak orang di usia dewasa yang masih dipasung hingga saat ini. Artinya, kesehatan mental bukan hanya dimiliki atau banyak dialami generasi Z, tapi bisa juga dialami mereka yang sudah dewasa muda, dewasa, bahkan lansia," kata Bahrul.

Peneliti Kesehatan Mental dan Pencegahan Bunuh Diri Black Dog Institute Australia Sandersan Onie mengutarakan, dibanding anak muda, lansia adalah kelompok masyarakat yang paling banyak melakukan tindakan bunuh diri.

"Kita biasa terpapar informasi bahwa anak muda atau dewasa muda melakukan bunuh diri lewat media. Padahal, kenyataannya di masyarakat adalah lansia yang paling banyak bunuh diri. Ini seperti gunung es," katanya.

Lebih lanjut, Sandy, sapaan akrabnya, menerangkan bahwa kenapa muncul pandangan Gen Z paling lemah atau rapuh mentalnya, ini juga efek dari perkembangan zaman.

Tak bisa dielak bahwa Gen Z hidup di tengah benturan globalisasi yang sangat keras.

Mereka dihadapi situasi bahwa harus siap bersaing bukan hanya dengan keluar sendiri atau teman sekelas, tetapi seluruh orang di dunia. Parahnya lagi, mereka hidup di tengah-tengah media sosial, yang membuat mereka mudah membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

 BACA JUGA:Apa Benar Masalah Mental Bisa Disembuhkan dengan Pendekatan Agama?

"Pada akhirnya generasi Z ini mudah rapuh. Mungkin kita lihatnya mereka perfect, tapi di dalamnya rapuh. Dan luar biasanya, Gen Z ini berani mengutarakan kerapuhannya itu, beda dengan generasi lebih senior," ungka Sandy.

Follow Berita Okezone di Google News

"Ada satu pandangan begini, bahwa seseorang yang mengakui kerapuhannya itu adalah orang yang merasa lebih manusia. Ini yang dipercaya banyak generasi muda termasuk Gen Z. Ingat, rapuh bukan lemah. Seseorang yang punya masalah kesehatan mental bukan berarti dia lemah, tapi dia jujur dengan keadaan dirinya sendiri," tambahnya.

Di kesempatan ini juga Sandy mengimbau kepada masyarakat agar tidak kemudian membully atau menggosipkan para Gen Z ini dengan segala keunikannya. Ketika ada yang merasa rapuh, beri uluran tangan untuk support mereka.

"Care sebisa Anda, bantu semampu Anda, dengarkan cerita mereka. Tapi, jangan juga memberi nasihat karena ini bukan tugasnya Anda atau bahkan marah-marah ketika mentalnya terganggu. Jika perlu, datang ke profesional untuk mengatasi masalah mental yang dihadapi," saran Sandy.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.