Share

Pemerintah Masih Punya PR Menurunkan Prevalensi Merokok

Dyah Ratna Meta Novia, Jurnalis · Selasa 04 Oktober 2022 22:56 WIB
$detail['images_title']
Prevalensi merokok harus diturunkan (Foto: Shutterstock)

ANGKA perokok dewasa Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10 tahun terakhir ini. Pemerintah masih punya PR menurunkan prevalensi merokok.

Pemerintah juga disarankan untuk menerapkan strategi baru untuk menurunkan prevalensi merokok. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat regulasi soal produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.

 merokok harus distop

Menurut survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang dirilis Kementerian Kesehatan pada Juni 2022, selama 10 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang.

Pada 2011 lalu, jumlah perokok sekitar 60,3 juta orang, kemudian bertambah menjadi 69,1 juta jiwa di 2021. Adapun survei tersebut melibatkan sebanyak 9.156 responden.

Menyikapi temuan tersebut, Direktur Centre of Youth and Population Research (CYPR) Dedek Prayudi menjelaskan kegagalan pemerintah dalam menurunkan prevalensi merokok lantaran masih gamang untuk mendukung penggunaan produk tembakau alternatif.

Padahal, menurut dia, produk tersebut telah menerapkan konsep pengurangan bahaya sehingga memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok, sebagaimana telah dibuktikan dalam berbagai kajian ilmiah dari dalam dan luar negeri.

“Jika produk tembakau alternatif bisa diregulasi dengan baik dan tepat, maka produk ini dapat menjadi solusi tambahan untuk mengatasi prevalensi merokok. Namun, sayangnya Pemerintah Indonesia belum merencanakan atau merumuskan regulasi bagi produk tembakau alternatif secara khusus,” kata Dedek.

Pemerintah, lanjut Dedek, seharusnya bisa mengikuti langkah Inggris, Selandia Baru, dan Jepang yang telah berhasil menurunkan prevalensi merokok.

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Satria Aji Imawan menambahkan, dengan meregulasi pemanfaatan produk tersebut, maka pemerintah dapat memberikan pilihan kepada perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok dengan beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko.

Apalagi rokok mempengaruhi banyak aspek pada tubuh, termasuk daya tahan fisik. Jika merokok, Anda mendapatkan lebih sedikit oksigen bagi jantung, paru-paru, dan otot sehingga mengurangi kebugaran.

 BACA JUGA: Apa Benar Hobi Merokok dan Konsumsi Minuman Beralkohol Picu GERD?

Perlu Anda tahu, karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok mengikat sel darah merah. Sehingga oksigen yang seharusnya didistribusikan ke jantung, paru-paru, otot, dan jaringan tubuh lainnya tidak dapat tersalurkan secara maksimal akibatnya imunitas jadi gampang menurun.

Ketua Pengurus Pusat PERPARI-PAPDI Dr.dr. Arto Yuwono Soeroto, Sp.PD menyarankan agar perokok berhenti merokok selamanya. Ini menjadi sangat penting karena menentukan kualitas kesehatan di masa depan.

"Buat Anda yang tinggal serumah dengan perokok aktif, nasihati si perokok aktif tersebut untuk berhenti merokok. Itu solusi terbaik menghindari dari risiko PPOK yang mengancam nyawa," kata dr Arto.

Follow Berita Okezone di Google News

(DRM)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.