IMPOTENSI atau disfungsi ereksi merupakan sebuah kondisi dimana pria tidak mampu ereksi dan atau tidak mampu mempertahankan ereksi. Hal tersebut bisa terjadi meski telah mendapatkan rangsangan seksual.
Sebenarnya, kondisi tersebut adalah hal yang normal jika terjadi sesekali. Namun, jika berkelanjutan dan semakin parah maka dapat menimbulkan masalah bagi penderita maupun pasangannya.
Masalah seksual yang satu ini juga rentan terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas. Untuk tahu lebih lanjut, berikut penjelasan lengkap mengenai impotensi.
Impotensi memiliki gejala utama ketidakmampuan penis mencapai ereksi dan mempertahankan ereksi walaupun telah mendapatkan rangsangan seksual. Masalah ini tentunya bisa menyebabkan problema jangka panjang atau jangka pendek.
Follow Berita Okezone di Google News
Berikut penyebab impotensi seperti yang dilansir dari Livestrong:
1.Kegemukan
Pada sebuah penelitian, pria yang mengalami obesitas akan lebih mungkin menderita disfungsi ereksi dibandingkan dengan yang memiliki berat badan normal. Obesitas memang dapat meningkatkan risiko impotensi, terutama dalam beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, dan depresi.
2. Gangguan kesehatan
Kondisi kesehatan yang terganggu juga menjadi salah satu faktor penyebab impotensi. Tekanan darah tinggi, diabetes, dan aterosklerosis misalnya, kondisi ini akan memengaruhi kerja saraf, arteri, jantung, hati, dan ginjal. Selain itu juga aterosklerosis, dan diabetes.
3. Obat-obatan
Terkadang konsumsi obat juga dapat berefek pada gangguan impotensi. Sebelum Anda mengonsumsi jenis obat penenang, atau obat-obatan lain lebih baik konsultasikan terlebih dahulu pada dokter langganan Anda.
4. Cedera
Impotensi bisa disebabkan oleh cedera yang dialami pria, misalnya gangguan pada kandung kemih atau gangguan pada bagian pinggul dan tulang belakang. Proses terjadinya ereksi bisa melalui dua tahap. Pertama organ vital akan dialiri darah dari impuls saraf, kemudian sinyal tersebut akan dikirimkan ke otak. Tapi, saat salah satu organ tidak bekerja, maka ereksi tidak akan bekerja semestinya.
Sedangkan, pengobatan yang dilakukan untuk penderita impotensi akan disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya jika impotensi terjadi karena adanya gangguan psikologis, maka dokter atau psikolog akan mengatasi permasalahan psikologis terlebih dahulu.
Di samping itu, dokter mungkin juga akan memberikan obat-obatan, suntik hormon testosteron, operasi, vakum pembesar penis, dan psikoterapi.
Meski demikian, dalam beberapa kasus penderita impotensi bisa pulih dengan sendirinya.
Sebelum mengalami impotensi, Anda bisa mencegahnya dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, makan makanan bergizi, pertahankan berat badan ideal, hindari alkohol dan narkoba, olahraga secara teratur, dan melakukan pengobatan rutin jika memiliki penyakit jantung, diabetes, atau penyakit kronis lainnya.
Demikian informasi mengenai Impotensi: gejala, penyebab, pengobatan dan pencegahan.
(RIN)