Tak Mau Kena GERD, Jangan Sampai Kurang Tidur Ya!
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2022/06/28/481/2619598/tak-mau-kena-gerd-jangan-sampai-kurang-tidur-ya-jSqsXGFoEb.jpg)
TIDUR memang menjadi salah satu kegiatan yang tidak boleh dilewatkan oleh kita. Tidur cukup dan bekualitas memang sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit timbul di kemudian harinya.
Salah satu penyakit yang bisa disebabkan kurang tidur adalah GERD atau gastroesophageal reflux disease. Meski tampak sepele, kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan terjadi berkelanjutan.
Benarkah anggapan itu? Bagaimana mungkin kurang tidur bisa menyebabkan penyakit asam lambung tersebut? Yuk, cari tahu kebenarannya!
Spesialis esofagus di Michigan Medicine dan dosen klinis di University of Michigan, Joan Chen, M.D., M.S., bersama rekan-rekannya memantau pola tidur 101 pasien dengan gejala refluks asam lambung. Para peneliti menggunakan perangkat seperti jam tangan untuk mengukur kualitas tidur berdasarkan frekuensi gerakan lengan.
Setiap pasien juga dipasangkan kateter khusus melalui hidung yang terkoneksi ke dalam saluran pencernaan. Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat keasaman (pH) di kerongkongan selama 24 jam.
Para pasien yang mengikuti penelitian tersebut juga diminta untuk mengisi kuesioner terkait kondisi kesehatannya. Temuan awal penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur yang buruk dan kemungkinan mengalami refluks.
Riset tersebut menemukan, kurang tidur dapat memicu gejala GERD. Sebaliknya, gejala GERD bisa membuat penderita kesulitan tidur di malam hari.
“Saat tidur, tubuh punya kesempatan untuk bekerja memperbaiki diri. Saat tidur pun, lambung tetap mengeluarkan atau memproduksi asam dalam jumlah tertentu,” kata dr. Devia Irine Putri, seperti dilansir dari KlikDokter.