SUBVARIAN terbaru BA.4 dan BA.5 tengah jadi sorotan Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini. Dua varian ini dianggap menjadi penyebab lonjakan kasus di banyak negara, termasuk di Indonesia.
Data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, menunjukkan bahwa kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia saat ini sudah sebanyak 143 kasus.
BA.4 dan BA.5 sendiri dianggap tidak menyebabkan gejala serius pada kebanyakan kasus. Pasien BA.4 dan BA.5 yang harus mendapat penanganan rumah sakit dikatakan kurang dari 10 persen dari total kasus yang dilaporkan.
Banyak dibicarakan saat ini, sebetulnya dari mana varian BA.4 dan BA.5 ini lahir? Banyak informasi yang beredar kalau BA.4 dan BA.5 ini merupakan keturunan Omicron.
Tapi, secara lebih detail Pakar Mikrobiologi Universitas Indonesia Prof Amin Soebandrio, menerangkan kalau BA.4 dan BA.5 ini sebenarnya adalah turunan dari BA.2 varian Omicron.
"BA.4 dan BA.5 yang sekarang lagi jadi sorotan itu merupakan anak dari BA.2 yang mana BA.2 ini anak Omicron," kata Prof. Amin dalam acara webinar PB IDI, Kamis (23/6/2022).
Follow Berita Okezone di Google News
Ia menegaskan bahwa Omicron sendiri bukan turunan Delta. Keduanya adalah mutasi Covid-19 yang tidak saling berkaitan. Namun, karena mutasi yang 'ajaib', BA.4 dan BA.5 memiliki karakter yang dipunyai Delta dan itu tidak dimiliki BA.2 , sang pendahulu.
"Karena mutasi yang unik, ditemukan L452 pada BA.4 dan BA.5 yang ada juga di Delta. Tapi, di BA.2 tidak ada mutasi tersebut. Begitu juga dengan del 69-70 yang ada di BA.4 dan BA.5 tapi tidak ditemukan di BA.2," tambah Prof Amin.
Kemunculan BA.4 dan BA.5 sendiri tidak bersamaan. BA.4 ditemukan lebih dulu, baru kemudian disusul BA.5. Tapi memang, keduanya ditemukan di Afrika Selatan. BA.4 ditemukan pertama kali pada 10 Januari 2022 di Limpopo, Afrika Selatan. Sementara itu, BA.5 pertama kali diidentifikasi pada 25 Februari 2022 di KwaZulu-Natal, Afrika Selatan.
Karena berasal dari satu keluarga Omicron, inilah kenapa BA.4 dan BA.5 membawa karakter Omicron yang mudah menyebar di antara manusia. Dengan memiliki mutasi Delta yaitu L452, BA.4 dan BA.5 yang mudah menginfeksi tubuh manusia.
"Hanya butuh waktu satu hingga dua hari setelah tubuh terinfeksi BA.4 dan BA.5 gejala bisa muncul. Karena waktu inkubasi yang cepat, penyembuhannya pun bisa lebih cepat," ungkap dr Erlina Burhan, Sp.P.
"BA.4 dan BA.5 ini gampang sekali menempel di ACE2 yang menjadi 'rumah' mereka. Itu kenapa infeksi lebih gampang terjadi akibat dua virus ini," tambah Prof Amin.
Luar biasanya lagi, BA.4 dan BA.5 punya kecenderungan mampu meloloskan diri dari imunitas tubuh. Artinya, sekalipun seseorang sudah pernah terinfeksi secara alami ataupun punya kekebalan berkat vaksinasi, imunitas yang terbentuk bisa dihalau BA.4 dan BA.5
"Kasus BA.4 dan BA.5 bisa banyak sekali ditemukan, karena kebanyakan kasusnya itu tidak bergejala. Ini memungkinkan seseorang yang terinfeksi tapi tidak merasa sakit, tetap berkeliaran dan menginfeksi orang lain," kata Prof Amin.
Sebagai upaya pencegahan penularan, dr.Erlina mengingatkan semua orang agar kembali mengetatkan masker. Sesuai dengan rekomendasi PB IDI, dr Erlina juga meminta agar kembali memakai masker, sekalipun di luar ruangan.
"Di situasi sekarang ini, pakai masker sekalipun berada di luar ruangan adalah pilihan yang bijak untuk menekan penyebaran virus," tutur dr.Erlina
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.