Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Begini Pesan Dokter Paru
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2022/06/17/481/2613362/kualitas-udara-jakarta-terburuk-di-dunia-begini-pesan-dokter-paru-ykvu9w0qPS.jpg)
KUALITAS udara di Jakarta memang menjadi pembicaraan dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, kualitas udara di Jakarta menjadi yang terburuk di dunia berdasarkan Lembaga data kualitas udara, IQ Air.
Kualitas udara di Jakarta pagi ini mencapai indeks 160, Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat. Karena itu, masyarakat diminta menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FAPSR, FISR mengatakan, udara tak sehat memiliki air quality index lebih dari 150. Karenanya, dIa menyarankan agar Anda menghindari beraktivitas fisik berat termasuk berolahraga apabila berada di luar ruangan.
"Apabila beraktivitas di luar ruangan, hindari kawasan atau area polusi udara," kata dia.
Kalaupun harus keluar, Anda bisa memantau kualitas udara secara realtime, menggunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru.
Terlebih pada masa pandemi Covid-19 saat ini, Anda disarankan rutin mengganti masker setidaknya 4 jam sekali dan saat kondisinya sudah basah dan menimbulkan rasa tak nyaman sekaligus menjaga efektivitas masker dalam melindungi diri dari paparan virus corona. "Pemakaian masker bedah maksimal 4 jam, respirator paling lama 8 jam diganti. Setelah digunakan, putus talinya," tutur Agus.
Apabila Anda berkendaraan mobil pribadi, tutuplah semua jendela dan nyalakan AC dengan mode recirculate. Kemudian, saat berada di dalam ruangan, jagalah kualitas udara dalam ruangan tetap baik dengan tidak menambah polusi udara di dalam ruangan misalnya tidak merokok, tidak menyalakan lilin, perapian atau sumber api lainnya.
Follow Berita Okezone di Google News