Anda suka mager alias malas gerak? Sebaiknya mulai berhati-hati dari sekarang, karena ternyata kebiasaan mager ini berpotensi menyebabkan gagal jantung.
Memang tidak secara langsung, tapi seperti dikatakan dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), FIHA, tapi jika kebiasaan ini dibiarkan berlarut-larut, maka risikonya akan semakin besar.
"Tidak secara langsung memang, tapi kebiasaan mager meningkatkan masalah gangguan metabolisme yang ketika tidak ditangani dengan benar, bisa memicu gagal jantung," terang dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), FIHA, Ketua Kelompok Kerja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Pokja Gagal Jantung PERKI) di Webinar yang diinisiasi Novartis Indonesia, Selasa (31/5/2022).
Ia menambahkan, kebiasan mager memicu seseorang tetap makan dan minum dan biasanya dalam jumlah yang tidak terkontrol.Ditambah dengan tidak adanya aktivitas fisik, maka akhirnya terjadilah gangguan metabolik.
Follow Berita Okezone di Google News
"Karena mager, individu itu jadi tidak bergerak dan alhasil makanan serta minuman yang dikonsumsi secara sembarang tidak dibakar kalorinya. Menumpuk semua itu di badan dan ini memicu gagal jantung pada akhirnya," imbuhnya.Â
Hal senada juga disampaikan dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA, selaku Kepala Sub Direktorat (Tim Kerja) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kementerian Kesehatan, bahwa mager berpotensi sebabkan gagal jantung.
 BACA JUGA:Sulitnya Mendeteksi Gejala Gagal Jantung pada Ibu hamil
BACA JUGA: Cegah Gagal Jantung, Dokter: Umur 30 ke Atas Seringlah Cek Darah!
Kebiasaan ini, kata dr Sandra, mulai terlihat di kala pandemi. Banyak orang karena terbiasa menghabiskan waktu di rumah saja. Alhasil tidak berolahraga dan akhirnya malas bergerak, dan inilah yang menjadi faktor penyumbang datangnya berbagai penyakit.
"Mager membuat seseorang tidak mengontrol kesehatan tubuhnya. Obesitas bisa muncul karena tidak gerak, hipertensi tidak terkontrol, bahkan diabetes bisa meningkat karena asupan gula berlebih yang dikonsumsi saat mager," papar dr.Sandra.
Saat ini, Kemenkes sendiri tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk kembali membuka aktivitas luar ruangan seperti car free day, bertujuan agar masyarakat kembali bergerak secara aktif.
"Kami sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk kembali menggalakkan car free day, tentu dengan melihat perkembangan situasi pandemi Covid-19 di masing-masing wilayah. Kalau dirasa aman, lakukan," katanya.
"Aktivitas seperti car free day memungkinkan masyarakat untuk kembali bergerak di luar ruangan dan ini bisa menurunkan risiko masalah kesehatan akibat mager di rumah saja," pungkas dr.Sandra
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.