Heboh Kasus Remaja Tembak Mati 10 Orang, Psikolog Ingatkan Bahaya Game Online
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2022/05/17/481/2595544/heboh-kasus-remaja-tembak-mati-10-orang-psikolog-ingatkan-bahaya-game-online-j4EBGpbTOO.jpeg)
SEORANG remaja di Amerika Serikat menembak 13 orang di Tops Friendly Markets. 10 orang di antaranya meninggal dunia, 3 orang selamat dengan luka yang tak mengancam nyawa.
Dari ke-13 korban penembakan massal tersebut, 11 orang diketahui keturunan Afrika-Amerika. Pejabat kota setempat mengatakan bahwa pembantaian yang dilakukan remaja berusia 18 tahun tersebut bermotif rasial.
Menjadi salah satu sorotan menarik dari peristiwa nahas ini adalah pelaku merekam semua aksinya dan menyiarkannya secara langsung di media sosial. Ia berlaga selayaknya video game dan ini menyita perhatian Psikolog Karina Istifarisny.
Menurutnya, jika ditanya apakah faktor game online bisa memengaruhi seorang remaja melakukan aksi brutal, jawabannya bisa.
"Kalau ditanya apakah faktor game online, khususnya yang mengandung kekerasan, terkait dengan perilaku brutal, jawabannya memang ada," kata Karina pada MNC Portal, Selasa (17/5/2022).
Ia terjadi, secara singkat, karena informasi yang seseorang terima lewat indera tubuhnya, tersimpan dalam ingatan. Akan semakin 'nempel' jika terus diingat.
"Menjadi bahaya, ketika di game tersebut karakter melakukan tindak kekerasan lalu jika berhasil menyelesaikan misi karakternya mendapat reward atau hadiah, otak seseorang akan mengenali pola tersebut. Bisa saja ini terbawa di dunia nyata," terangnya.
BACA JUGA :Â Peneliti Sebut Paparan Ozon Berdampak Pada Meningkatnya Depresi Remaja
Faktor usia menjadi penting dalam melihat kasus penembakan massal ini. Pelaku diketahui remaja berusia 18 tahun dan menurut Karina ini memang usia rentan melakukan tindakan yang ceroboh dan merugikan.
Sebab, di masa remaja, kontrol emosi, pembuatan keputusan, pertimbangan-pertimbangab logis belum benar-benar berfungsi sempurna atau belum matang seperti orang dewasa. "Faktor yang memengaruhi salah satunya kematangan otak itu sendiri," tambahnya.
BACA JUGA :Â Viral Remaja Makan 16 Sikat Gigi dan Paku karena Disuruh Dukun, untuk Apa?
Nah, bagian otak yang mengatur tentang kontrol emosi, pertimbangan kompleks, pembuatan keputusan belum berkembang sempurna, sehingga banyak dari remaja yang masih butuh bimbingan dalam hal ini.
"Itu kenapa menjadi penting peran orang tua mengawasi perilaku anaknya, khususnya remaja, saat mengakses gadget termasuk game online apa yang dimainkan si anak," ungkapnya.
Follow Berita Okezone di Google News