Share

7 Penyebab Anak Mendengkur kala Tidur

Tim Okezone, Jurnalis · Selasa 17 Mei 2022 14:35 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi Anak Tidur. (Foto: Freepik)

MENDENGKUR atau mengorok memang kerap terjadi pada orang ketika mereka mengalami kelelahan. Tapi, ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang mengorok, seperti diabetes atau penyakit pernapasan lainnya.

Tapi, bukan hanya orang dewasa yang mendengkur, anak-anak ngorok ketika tidur loh. Diperkirakan 10 persen anak mendengkur secara rutin dan 25-40 persen anak mengalami gangguan pernapasan yang berkaitan dengan mendengkur.

Mendengkur atau mengorok terjadi karena adanya getaran di bagian uvula dan palatum, yaitu struktur di bagian belakang tenggorokan. Kerasnya suara dengkuran berdasarkan jumlah udara yang masuk, getaran di jaringan tenggorokan dan relaksasi jaringan tenggorokan saat tidur.

Berikut beberapa penyebab mendengkur pada anak yang sering terjadi:

Anak tidur

1. Pembesaran Amandel dan Adenoid

Amandel dan adenoid merupakan kumpulan kelenjar yang berfungsi melawan infeksi. Amandel terletak di bagian sisi kiri dan kanan belakang mulut, sedangkan adenoid merupakan organ yang terletak lebih ke atas di belakang hidung.

Pembengkakan amandel dan adenoid merupakan penyebab umum mendengkur pada anak. Pada kondisi ini, umumnya operasi amandel dan adenoid perlu dilakukan untuk mengatasi mendengkur.

2. Gangguan Saluran Napas Atas

Mendengkur pada anak dapat juga dialami ketika anak sedang flu, pilek, hidung tersumbat akibat alergi, infeksi, dan sinusitis, sehingga menyebabkan anak kesulitan bernapas melalui hidung dan anak secara otomatis akan bernapas melalui mulut. Bernapas melalui mulut menyebabkan getaran yang lebih besar sehingga terjadilah suara dengkuran.

3. Kelainan Anatomis Tulang Hidung

Septum deviasi, atau kelainan anatomis tulang hidung, juga bisa menjadi penyebab tidur ngorok pada anak. Septum deviasi terjadi ketika jaringan dan tulang rawan yang memisahkan kedua lubang hidung bengkok.

Kondisi ini menyebabkan aliran udara ke hidung terhambat sehingga anak akan bernapas menggunakan mulut dan menjadi penyebab mendengkur pada anak. Untuk memastikan ada tidaknya septum deviasi, anak harus diperiksa oleh dokter.

4. Kegemukan (Obesitas)

Kelebihan jaringan lemak di leher dan sekitar tenggorokan dapat menyebabkan penyempitan saluran napas. Kondisi obesitas juga dapat memberikan beban tambahan kepada anak dan membuatnya penyebab anak tidur ngorok.

Follow Berita Okezone di Google News

5. Obstructive Sleep Apnea (OSA)

OSA merupakan kondisi henti napas yang terjadi berulang kali saat tidur. Keadaan ini termasuk berbahaya dan membutuhkan penanganan dokter karena bisa menyebabkan kematian mendadak.

Anak yang memiliki OSA biasanya mendengkur keras setiap malam. tidurnya pun menjadi tidak nyenyak. Gejala yang sering ditemukan adalah posisi tidur anak yang tidak normal, dengan kepala seperti mendongak dan tubuh membengkok ke belakang.

Anak dengan OSA juga kerap gelisah saat tidur dan bisa juga sering mengompol. Selain itu, anak cenderung mudah rewel, sering mengantuk, dan sulit berkonsentrasi di sekolah.

6. Asma

Sebuah studi yang dipublikasikan jurnal Chest meneliti 974 anak usia prasekolah (2-5 tahun). Dilaporkan dalam temuannya, 10,5 persen anak mendengkur saat tidur lebih dari 4 kali per minggu. Lalu, 28 persen peserta anak di antaranya juga mengalami asma.

Para peneliti melaporkan bahwa adanya sumbatan jalan napas dapat menjadi penyebab mendengkur pada anak. Asma akan menyebabkan anak lebih berusaha keras untuk bernapas dan akan menyebabkan timbulnya dengkuran. Mendengkur juga dapat menjadi pencetus serangan asma karena lendir dari saluran napas atas dapat masuk ke dalam paru-paru.

 

7. Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan atau faringitis merupakan peradangan yang terjadi pada tenggorokan atau faring. Faringitis bisa terjadi bersamaan dengan tonsilitis atau radang amandel yang sering disebut juga dengan faringotonsilitis. Penyebab faringitis adalah infeksi virus, bakteri, jamur, alergi, sinusitis, kanker, cedera, bahan iritan, dan gastroesophageal reflux disease (GERD).

Gejala yang dapat timbul saat anak mengalami faringitis antara lain nyeri tenggorokan, peradangan kelenjar di sekitar leher, suara serak atau perubahan suara, demam, nyeri kepala, mual dan muntah, serta tidur mendengkur.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.