Share

Mengenal Dua Macam Kanker Paru, Salah Satunya Efek Samping Merokok

Leonardus Selwyn Kangsaputra, Jurnalis · Rabu 08 Desember 2021 14:52 WIB
$detail['images_title']
Kanker paru (Foto: Memorial sloan kettering cancer centre)

MEDICAL Oncologist di Parkway Cancer Centre (PCC), Singapore, dr. Chin Tan Min mengatakan, kanker paru menjadi salah satu dari tiga jenis kanker yang paling umum diderita oleh pasien di Indonesia.

Pada 2020, terdapat 34.783 kasus kanker paru, dengan angka kematian yang meningkat hingga 18 persen dibandingkan 2018.

Ā kanker paru

Kanker merupakan penyakit yang dapat tumbuh, bermutasi dan menyebar, serta memberikan respons yang beragam terhadap perawatan yang dilakukan.

Meski demikian, hanya sedikit orang yang mengerti bahwa terdapat dua tipe kanker paru, yakni kanker paru sel kecil (SCLC) dan kanker paru non-sel kecil (NSCLC).

Indonesia Cancer Care Community (ICCC) mencatat bahwa 10-15 persen kasus kanker paru merupakan tipe SCLC, yang diketahui lebih agresif serta dapat berkembang dan menyebar secara cepat ke bagian tubuh lainnya. Tipe kanker paru ini erat kaitannya dengan efek samping dari merokok.

Dokter Chin mengatakan, sebagian besar kasus kanker paru di Indonesia merupakan tipe NSCLC. Tipe ini terbukti tidak seagresif SCLC serta cenderung berkembang dan menyebar secara lebih lambat.

ā€œMerokok tentunya menjadi faktor risiko terbesar timbulnya kanker paru, yang bertanggung jawab atas lebih dari 80 persen kasus kanker paru di dunia. Kandungan berbahaya pada rokok dapat merusak sel paru-paru dan seiring berjalannya waktu bisa berkembang menjadi kanker,ā€ tutur dr. Chin dalam virtual media briefing, ā€˜Meningkatkan Harapan Hidup Pasien Kanker Paru’, Rabu (8/11/2021).

Ia menambahkan perokok pasif juga berisiko terjangkit kanker paru. Tentunya kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat tingginya jumlah perokok di Indonesia dan banyak pula orang yang terpapar asap rokok setiap harinya.

Selain itu situasi pandemi Covid-19 juga dapat meningkatkan risiko terhadap pasien kanker paru karena virus tersebut berdampak pada organ pernapasan.

Ā Baca juga: Pengobatan Baru untuk Tingkatkan Harapan Hidup Penderita Kanker Paru

ā€œKondisi ini dapat memperburuk kondisi pasien. Perkembangan sel kanker pun dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi virus. Selain itu, perawatan kanker yang tertunda atau terhenti selama masa pandemi juga dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi bagi pasien,ā€ tuntasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

(DRM)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.