17 Juta Keluarga Indonesia Risiko Stunting, BKKBN Gerak Cepat Lakukan Ini!
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2021/09/10/481/2469493/17-juta-keluarga-indonesia-risiko-stunting-bkkbn-gerak-cepat-lakukan-ini-aYjMiAkoBs.jpg)
BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan bahwa ada sekitar 17 juta keluarga Indonesia risiko stunting.
"Dari 17 juta angka prediksi saya, 2 juta berasal dari keluarga baru nikah atau baru mau menikah, kemudian keluarga dengan ibu hamil 5 juta, dan keluarga yang memiliki anak 1 tahun 5 juta, serta keluarga dengan anak kurang dari 2 tahun tetapi lebih dari 1 tahun ada 5 juta," papar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, dalam webinar, beberapa waktu lalu.
Penanganan sebelum menikah
Pendampingan kepada keluarga risiko tinggi stunting ini sudah dilakukan BKKBN, salah satu upaya penanganan adalah dengan mencegah calon orangtua baru melahirkan bayi stunting dengan mengharuskan mereka mengisi syarat nikah baru yang rencananya akan dijalankan awal 2022.
Ya, BKKBN sudah meminta izin kepada Kementerian Agama untuk menambahkan syarat nikah yaitu mengisi data status nutrisi berupa tinggi badan, berat badan, status hb, dan lingkar lengan atas bagi mereka yang mau nikah.
Upaya skrining ini diperlukan agar calon orangtua benar-benar diawasi kualitas nutrisinya, karena itu memberi peran dalam bagaimana janin akan berkembang selama proses kehamilan.
"Jika terpaksa harus menikah dalam kondisi yang tidak ideal (ditemukan data medis hb rendah, lila kurang, zat besi kurang, maka Petugas Pendamping dari BKKBN merekomendasikan calon pengantin untuk menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi," kata Hasto.
Baca Juga : Stunting Terbukti Buat IQ Anak Jadi Rendah Loh
Hal yang tidak kalah penting dalam skrining dan pendampingan calon pengantin ini adalah membuat mereka memahami dan menyadari pentingnya pencegahan stunting. "Pada akhirnya kita semua mengharapkan setiap calon pengantin mau melakukan upaya-upaya pencegahan stunting yang dilandasi pemahaman dan kesadaran," sambungnya.
Penanganan selama hamil
Tak hanya penanganan sebelum menikah, tapi BKKBN juga melakukan intervensi selama proses kehamilan. Sebab, momen ini pun menjadi penting sekaligus berisiko dalam masalah stunting.
Jadi, dalam upaya penanganan selama hamil, Hasto mengatakan bahwa kalau 5 juta kehamilan per tahun terkawal semua, harapannya tidak banyak bayi lahir dengan tinggi dan berat badan kurang dan tidak banyak bayi lahir sebelum waktunya.
"Bayi lahir dengan berat badan kurang (BBLR) itu masih ada kasusnya 11,7% di Indonesia, sedangkan bayi lahir prematur masih ada 29,5%. Ini menjadi sumber utama stunting," katanya.
Bergerak dari data tersebut, BKKBN akan menerjunkan kader-kader yang akan mengawal kehamilan para orangtua, baik yang baru atau sudah memiliki anak sebelumnya. "Termasuk di dalamnya ibu hamil dengan risiko anemia ataupun mereka yang hamil pada usia di bawah 20 tahun," tambah Hasto.
Follow Berita Okezone di Google News