Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Dokter Reisa Bagikan 7 Panduan Pengendalian Penyakit
MESKI kasus aktif covid-19 di Indonesia mulai menurun, protokol kesehatan tidak boleh sampai longgar. Hal tersebut sebagaimana diingatkan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Broto Asmoro.
"Protokol kesehatan tidak boleh longgar, mengapa? Karena pandemi masih ada," kata Dokter Reisa dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat 13 Agustus 2021.
Baca juga: Kasus Covid-19 Menurun, Dokter Reisa Sebut Berkat Perpanjangan PPKMÂ
Jika melihat situasi pandemi di Indonesia saat ini, meski lebih baik dibanding akhir Juli 2021, kasus konfirmasi positif covid-19 masih berada di atas 20.000 per harinya. Demikian juga masih adanya varian-varian baru dari covid-19.
"Kasus terkonfirmasi masih ribuan orang per harinya, varian baru masih berkeliaran, dan vaksinasi masih belum mencapai target tertinggi kita yakni 70 persen," papar Dokter Reisa.
Ia pun menekankan kepada masyarakat agar terus menerapkan prokes secara disiplin dan ketat. "Tetap pakai senjata perlindungan yang terbukti efektif. Memakai masker dengan benar, dianjurkan dua lapis maskernya, kemudian menjaga jarak aman dari orang lain minimal 1–2 meter, mencuci tangan pakai sabun dan air, menghindari kerumunan, serta membatasi mobilitas," jelasnya.
Dokter Reisa mengungkapkan, meski kegiatan berangsur-angsur dibuka, sabaiknya tidak menganggap ini sebagai pelonggaran. "Sebaiknya ini dipahami bukan sebagai pelonggaran atau pengetatan, tetapi panduan beradaptasi, panduan menyesuaikan dengan risiko," tegasnya.
Baca juga: BOR Nasional di RS Rujukan Covid-19 Kembali Turun, Kini Hanya 46,08%Â
Dalam kesempatan yang sama, Dokter Reisa juga kembali mengingatkan panduan pengendalian penyakit. "Pertama, membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kedua, membudayakan etika bersin dan batuk. Tiga, peningkatan daya tahan tubuh," terangnya.
Kemudian keempat, penanganan penyakit penyerta; kelima adalah penerapan pencegah dan pengendalian infeksi. "Keenam penemuan kasus aktif dengan cara investigasi dan pemeriksaan kasus kontak. Dan ketujuh, screening secara massal, terutama kelompok rentan dan berisiko," kata Dokter Reisa.
Follow Berita Okezone di Google News