Beda Delta Plus dan Varian Covid-19 Sebelumnya yang Membuatnya Lebih Berbahaya
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2021/07/27/481/2446910/beda-delta-plus-dan-varian-covid-19-sebelumnya-yang-membuatnya-lebih-berbahaya-t1wvMzMwMd.jpg)
PENELITI Bioinformatika lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sahal Sabilil Muttaqin mengatakan, varian Delta Plus telah ditemukan di dua wilayah Indonesia. Hal itu disampaikannya melalui unggahan di Twitter pribadinya.
"Delta pertama kali terdeteksi di Indonesia Januari 2021, baru meledak Juni 2021.
Delta plus dan delta AY.3 ditemukan April dan sekuensnya baru submit kemarin. Kita perlu hati-hati," tulisnya.
Delta plus dan AY.3 hanya di Jambi. Sedangkan sekuens awal delta plus juga ditemukan di Mamuju. Jarak submit dua tempat cukup lama," lanjutnya.
Varian Delta Plus ini merupakan mutasi virus dari strain varian Delta yang selama beberapa pekan terakhir meledak di Tanah Air. Epidemiolog Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman, menjelaskan varian Delta Plus hampir sama dengan Delta biasa.
Baca Juga : Sudah Masuk RI, Varian Delta Plus Ditemukan di 2 Wilayah Ini
Varian ini disebut sebagai Delta Plus karena ada mutasi K417N yang dimiliki Delta. Ini juga bukanlah hal yang baru sebab mutasi K417N ini juga ada di varian Beta.
Namun, dr Dicky menguraikan ada beberapa perbedaan Varian Delta Plus dengan varian delta sebelumnya, yang membuatnya lebih berbahaya, di antaranya:
Lebih cepat menular
Salah satu yang membuat varian Delta Plus lebih berbahaya adalah karena penularannya lebih cepat. Hal ini karena varian Delta Plus mengikat kuat reseptor ACE 2.
"Varian ini juga mengikat sangat kuat dengan reseptor ACE 2 sehingga penularannya menjadi sangat efektif dan cepat," ujar dr Dicky
Follow Berita Okezone di Google News