Britney Spears Dipaksa Konsumsi Lithium, Obat Apa Itu?
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2021/06/24/481/2430236/britney-spears-dipaksa-konsumsi-lithium-obat-apa-itu-er6v83eiK1.jpg)
BRITNEY Spears akhirnya muncul ke publik dengan drama kehidupannya yang diakuinya terkekang akibat hukuman konservatori 13 tahun. Ia pun meminta pada hakim untuk membebaskan dia karena hukuman tersebut membuatnya depresi berat.
Britney Spears mengaku, selama menjalani konservatori ia dilarang menikah dan punya anak oleh ayah kandunganya sendiri, Jamie Spears. Tak hanya itu, dia pun mengaku dipaksa minum obat Lithium yang tak pernah dia pakai sebelumnya.
"Dia memberi saya lithium entah dari mana. Dia melepaskan saya dari obat-obatan normal yang telah digunakan selama lima tahun. Dan lithium adalah obat yang sangat kuat dan berbeda dibandingkan obat sebelumnya. Anda bisa mengalami gangguan mental jika mengonsumsi terlalu banyak, jika Anda tetap menggunakannya lebih dari lima bulan," ungkap Britney Spears yang dikutip dari situs Distractify.
Penuturan Britney ini kemudian menggemparkan publik. Tagar #FreeBritney pun kini menggema di Twitter. Sebanyak 774 ribu cuitan sudah dilontarkan untuk membela Britney yang merasa tidak seperti manusia yang utuh lagi karena hukuman tersebut.
Soal lithium yang diakui Britney harus dia tenggak, tahukah Anda bahwa itu adalah obat pengatur mood yang difungsikan untuk menenangkan seseorang. Jadi, ketika Anda mengonsumsi obat tersebut, tubuh akan terasa lebih tenang dan diketahui, obat jenis ini banyak digunakan untuk pasien bipolar.
Baca Juga : 5 Hal yang Diharapkan oleh Orang Depresi dari Orang Terdekatnya
Laman Web MD pun mencatat bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mencantumkan lithium sebagai obat bipolar. Secara garis besar, lithium adalah obat untuk penyakit mental.
"Bukan hanya untuk pasien bipolar, lithium juga banyak diresepkan untuk mereka yang mengalami depresi hingga skizofrenia," terang laman kesehatan resmi tersebut, Kamis (24/6/2021).
Follow Berita Okezone di Google News