Varian Delta Covid-19 Bermutasi Jadi 'Delta Plus', Dianggap Lebih Berbahaya
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2021/06/15/481/2425332/varian-delta-covid-19-bermutasi-jadi-delta-plus-dianggap-lebih-berbahaya-9iJkA8NHED.jpg)
VARIAN Delta Covid-19 yang pertama kali teridentifikasi di India kini bermutasi menjadi 'Delta Plus'. Varian Delta Plus dianggap lebih berbahaya karena kebal pada salah satu terapi pengobatan.
Varian Delta sendiri menjadi salah satu penyumbang terbesar angka kasus positif covid-19 di India. Bahkan, varian ini menjadi masalah yang cukup pelik di beberapa negara, termasuk di Indonesia, khususnya di Kudus.
Baca juga: Ditemukan di Indonesia, Ini 4 Fakta Varian Delta Covid-19Â
Menurut laporan India Today, Varian Delta Plus memiliki nama lain 'AY.1'. Data awal menunjukkan bahwa Varian Delta Plus menunjukkan tanda-tanda resistensi terhadap terapi antibodi monoklonal atau perawatan untuk covid-19 yang baru-baru ini disahkan di India.
Seorang ilmuwan yang mengkhususkan diri dalam sekuensing genom, Bani Jolly, menerangkan di Twitter, "Sejumlah kecil sekuens Delta (B.1.617.2) yang memiliki mutasi lonjakan K417N dapat ditemukan di GISAID. Sekuens ini telah diidentifikasi dalam genom dari 10 negara."
"Urutan baru-baru ini telah ditetapkan sebagai garis keturunan AY.1 (B.1.617.2.1), subgaris keturunan Delta, karena kekhawatiran tentang K417N menjadi salah satu mutasi yang ditemukan pada varian Beta (B.1.351)," tambah Jolly.
Baca juga: Varian Delta Covid-19 Disebut Lebih Ganas, Kenali GejalanyaÂ
Public Health England (PHE), dalam laporan terbarunya tentang varian virus corona, mengatakan Varian Delta Plus diidentifikasi dalam 6 genom dari India pada 7 Juni 2021. Badan kesehatan telah mengonfirmasi keberadaan total 63 genom Varian Delta dengan K417N baru yang bermutasi.
Namun, para ilmuwan mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir karena prevalensi varian baru ini masih rendah di India.
Follow Berita Okezone di Google News