Menkes Ungkap Mutasi Virus Corona India dan Afsel Sudah Masuk Indonesia, Bahayakah?
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2021/05/03/481/2404802/menkes-ungkap-mutasi-virus-corona-india-dan-afsel-sudah-masuk-indonesia-bahayakah-QjjUCUKb7S.png)
MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan mutasi virus corona asal India dan Afrika Selatan (Afsel) sudah masuk ke Indonesia. Hal ini pun sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
Ia mengatakan, mutasi virus corona B1617 asal India ditemukan dua kasus di Jakarta, sedangkan varian VUI 202012/01 Afrika Selatan ditemukan di Bali sebanyak 1 kasus. Kedua jenis mutasi virus corona ini menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) perlu diwaspadai karena dianggap mudah menular.
Lantas, apakah dua varian ini berbahaya? Perlukah masyarakat Indonesia khawatir akan penyebaran dan dampaknya?
Baca juga: Menkes: 2 Kasus Mutasi Covid-19 India Ditemukan di JakartaÂ
Varian B1617
Mutasi virus corona B1617 asal India ini memiliki mutasi ganda. Ya, ada mutasi L452R dan E484Q di dalam varian B1617. Soal apakah berbahaya, laman Today Online menjelaskan bahwa sampai saat ini peneliti belum dapat memastikan seberapa bahayanya pun apakah varian ini lebih cepat menular.
"Tapi, masyarakat harus waspada karena varian B1617 meningkatkan penularan di India dan dianggap sebagai faktor memperburuk penyebaran Covid-19 di negara asalnya. Beberapa ahli juga mengatakan bahwa varian B1617 mampu mengurangi kemanjuran vaksin Covid-19 yang sudah ada saat ini," jelasnya.
Hal ini dibenarkan Direktur Institut Genomik dan Biologi Integratif Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri India dr Anurag Agrawal bahwa varian B1617 yang mengandung mutasi L452R telah terbukti meningkatkan penularan virus sekira 20 persen dan mengurangi kemanjuran antibodi lebih dari 50 persen.
Baca juga: Menkes Budi: Belajar dari Kasus Covid-19 di India, Jangan Kendur Protokol KesehatanÂ
"Mutasi dalam varian B1617 yang berasal dari India membuat virus lebh kebal terhadap antibodi dan ini mampu mengurangi efektivitas vaksin," sambung dr Benjamin Pinsky, direktur medis laboratorium virologi klinis Stanford Health Care.
"Kami menduga bahwa penyebaran varian B1617 sangat cepat antaramanusia karena itu yang terjadi di India di mana virus menyebar dalam waktu singkat," kata Prof Hsu Li Yang, kepala program penyakit infeksi di Saw Swee Hock School of Public Health di Singapura.
Follow Berita Okezone di Google News