Share

PTM Segera Terlaksana, Orangtua Sabar Dulu Menunggu Anak Divaksinasi Covid-19

Helmi Ade Saputra, Jurnalis · Sabtu 10 April 2021 12:10 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi. (Foto: Okezone)

UJI coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan pekan ini di sejumlah daerah. Meski demikian, meminimalisir penularan Covid-19 perlu dilakukan.

Selama melakukan PTM siswa SD-SMA/SMK berada di sekolah 3-4 jam. Uji coba ini lakukan di 85, berlangsung pada 7 April 2021 sampai 29 April 2021.

Pengamat vaksinasi dari Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pemerintah sudah memandang perlu pembelajaran tatap muka. Namun harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Baik guru maupun murid harus menjaga jarak, menggunakan masker, dan dilengkapi fasilitas cuci tangan dengan air mengalir. Orangtua murid tak perlu kawatir meskipun anak-anak mereka belum divaksinasi.

Vaksinasi Covid-19 masih dalam taraf uji klinis, sehingga belum bisa diberikan pada tahun ajaran baru nanti. Orangtua tak perlu cemas, kasus penularan Covid-19 pada anak-anak, seperti murid Pendidikan Anak Usia Dini relatif sedikit dibandingkan pada orang dewasa lansia.

 Tatap muka

Kecuali itu, guru-guru mereka  baru boleh mengajar apabila sudah divaksinasi. Meski begitu, orangtua diberikan wewenang untuk membolehkan anaknya ikut PTM atau tetap pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Tjandra berharap, vaksinasi Covid-19 harus tetap berjalan. Sambil pemerintah mencari solusi terhadap sejumlah negara produsen vaksin, melakukan embargo atau ketidakmampuan pabrik vaksin memenuhi komitmennya.

“Pemerintah perlu melakukan negosiasi ulang dengan produsen vaksin,” ucapnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Sementara itu, Pengamat Pendidikan Arief Rahman mengatakan, sekarang sudah ada beberapa sekolah yang menyelenggarakan PTM. “(Itu) akan dikendalikan juga oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes)."

"(Kemenkes) akan menetapkan berapa jumlah muridnya, lalu jam belajarnya sampai jam berapa. Jadi semua sudah ada panduannya. Nggak ada masalah,” katanya.

Pemberian lampu hijau PTM terletak pada zona daerah itu, bukan berdasarkan pada jenjang pendidikan. Artinya meski SD, kalau zonanya merah, tetap tidak diizinkan PTM.

Ada dua alasan PTM harus segera terlaksana. Pertama, kalau siswa pergi ke sekolah, secara fisik dia akan bergerak. “Akan ketemu dengan teman-temannya dia senang,” katanya.

Kedua, siswa bisa bertanya langsung kalau ada masalah kepada gurunya.

PTM memang diharapkan banyak siswa, sebab pembelajaran jarak jauh selama ini menimbulkan keterlambatan pemahaman bagi siswa. Tidak semua siswa dapat menangkap penjelasan dari guru.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.