7 dari 10 Rumah Tangga Indonesia Minum Air Terkontaminasi Bakteri, Apa Dampaknya?
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2021/04/02/481/2388460/7-dari-10-rumah-tangga-indonesia-minum-air-terkontaminasi-bakteri-apa-dampaknya-YHl2w0bM1Q.jpg)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengeluarkan hasil studi yang cukup mengagetkan, 7 dari 10 rumah tangga Indonesia mengonsumsi air minum terkontaminasi bakteri E coli.
Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) itu melibatkan 20.000 rumah tangga di seluruh Indonesia. Secara detail, rumah tangga di Indonesia itu mengonsumsi 31 persen air isi ulang, 15,9 persen air sumur gali terlindungi, dan 14,1 persen air sumur bor atau pompa.
"Studi ini memperlihatkan juga data bahwa akses air minum layak mencapai 93% di mana 97% ada di perkotaan dan 87% di pedesaan. Tapi, akses air minum amannya hanya 11,9% di mana 15% di perkotaan dan hanya 8% di pedesaan," terang Kepala Pusat Pengendalian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Kemenkes, Doddy Izwardy, dalam diskusi virtual belum lama ini.
Di sisi lain, Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Vensya Sitohang mengatakan, akses air minum yang aman merupakan hak azasi manusia yang harus dipenuhi.
"Pemenuhan kualitas air minum yang tidak aman sangat berkolerasi dengan tingginya kejadian penyakit infeksi, termasuk stunting yang selanjutnya berdampak terhadap kesehatan masyarakat," katanya.
SKAMRT tahun 2020 ini merupakan kegiatan Prioritas Nasional sinergi antara Direktorat Kesling dan Badan Litbangkes serta Biro Pusat Statistik yang telah dilaksanakan di 34 provinsi dan 493 kabupaten/kota.
Terkait dengan hasil temuan studi, Kemenkes bakal menindak lanjuti hal tersebut dengan melaksanakan surveilans kualitas air minum rumah tangga yang akan dilaksanakan setiap tahunnya sebagai baseline data kualitas air minum di kabupaten/kota.
Sementara itu, apa dampak dari mengonsumsi air yang terkontaminasi bakteri E coli? Apakah cukup berbahaya?
Baca Juga : Melenggang Manja Nyebrang Jalan, Syahrini Tenteng Tas Rp115 Juta!
Baca Juga : Jelang Pernikahan Aurel Hermansyah, Ashanty Tampil Cantik bak Pengantin Baru
Bakteri E coli merupakan sejenis bakteri yang biasanya hidup di usus manusia. Bakteri ini pun banyak ditemukan di tubuh beberapa hewan.
Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya dan bahkan membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan. Tapi, beberapa jenis bakteri E coli menyebabkan diare, khususnya pada makanan atau minuman yang terkontaminasi E coli seperti air minum yang kotor.
Catatan Web MD menjelaskan, bukan hanya diare dampak dari mengonsumsi minuman yang terkontaminasi E coli, tapi juga pneumonia dan infeksi saluran kemih.
"Faktanya, 75% hingga 95% infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri E coli," tegas laporan tersebut.