Waspada, Diet Tinggi Lemak Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2021/03/11/481/2376113/waspada-diet-tinggi-lemak-bisa-tingkatkan-risiko-serangan-jantung-CEmAduRRut.jpg)
SETIAP orang harus lebih waspada ketika melakukan program diet tinggi lemak. Pasalnya, jenis makanan tinggi lemak bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Hal ini sebagaimana hasil penelitian yang sudah diterbitkan di jurnal Biochemical and Biophysical Research Communications.
Dalam penelitian tersebut para ilmuwan mengamati efek dari memberi makan tikus makanan tinggi lemak. Lalu memerhatikan terkait tingkat stres oksidatif pada sel-sel jantung tikus.
Baca juga: Waspada Diseksi Aorta, Berawal Nyeri Dada hingga Sebabkan Serangan JantungÂ
Tim dari University of Reading menemukan bahwa sel-sel tikus memiliki dua kali lipat jumlah stres oksidatif. Lalu menyebabkan sel-sel jantung menjadi 1,8 kali lebih besar karena hipertrofi jantung yang dikaitkan dengan penyakit jantung.
"Penelitian kami menunjukkan satu cara di mana diet tinggi lemak dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otot yang membentuk jantung kita. Tampaknya peralihan terjadi pada tingkat sel ketika tikus diberi makan makanan berlemak tinggi yang menyebabkan protein yang biasanya tidak berbahaya, Nox2, menjadi terlalu aktif," kata penulis pertama penelitian tersebut, Dr Sunbal Naureen Bhatti, dari University of Reading.
Baca juga: Menguap Berlebihan Bisa Jadi Gejala Serangan Jantung, Jangan Disepelekan YaÂ
"Sifat pasti bagaimana protein Nox2 bekerja menyebabkan kerusakan oksidatif dan memicu hipertrofi destruktif masih diteliti. Penelitian kami dengan jelas menunjukkan bahwa diet tinggi lemak berpotensi menyebabkan kerusakan signifikan pada jantung," lanjut dia, seperti dikutip dari laman Healthshots, Kamis (11/3/2021).
Para ilmuwan fokus pada protein kunci Nox2 yang diyakini terkait peningkatan stres oksidatif di jantung. Penelitian ini menemukan bahwa tikus yang diberi makanan tinggi lemak memiliki aktivitas Nox2 dua kali lipatyang juga menyebabkan jumlah spesies oksigen reaktif (ROS) yang serupa, radikal bebas yang dikaitkan dengan kerusakan patologis tubuh.