Studi: Tidur Nyenyak Bisa Turunkan Faktor Risiko Gagal Jantung
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2021/02/25/481/2368503/studi-tidur-nyenyak-bisa-turunkan-faktor-risiko-gagal-jantung-yhTkDaIX3Z.jpg)
GAGAL jantung adalah salah satu penyakit yang dialami banyak orang. Gejalanya mencakup sesak napas, kelelahan, kaki bengkak, dan denyut jantung yang cepat. Gagal jantung merupakan keadaan ketika jantung tidak dapat memompa (sistolik) atau mengisi (diastolik) secara memadai.
Seperti dilaporkan laman WebMD, langkah pencegahan gagal jantung bisa berupa mengonsumsi lebih sedikit garam, membatasi asupan cairan, dan mengonsumsi obat resep. Dalam beberapa kasus, defibrilator atau alat pacu jantung ditanam.
Baca juga: Kenali Tipe Nokturia yang Sebabkan Seseorang Sering Pipis Tiap MalamÂ
Sementara dalam studi terbaru, tidur nyenyak bisa membantu mencegah gagal jantung. Para ilmuwan menemukan lebih dari 400.000 orang dewasa yang memiliki pola tidur paling sehat, 42 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gagal jantung selama 10 tahun, dibandingkan orang dengan kebiasaan kurang sehat.
Orang-orang yang tidur sehat melaporkan 5 hal, yakni tidur 7 sampai 8 jam setiap malam, tidak mendengkur, jarang mengalami kesulitan untuk tertidur, tidak ada pusing di siang hari, serta menjadi orang yang bangun pagi.
Namun ilmuwan senior Dr Lu Qi, profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Tropis Universitas Tulane, New Orleans, Amerika Serikat, mengatakan temuan tersebut tidak membuktikan sebab dan akibat. Penelitian ini menemukan bahwa orang dengan insomnia memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.
Hal yang sama berlaku untuk orang dengan sleep apnea atau gangguan kronis saat bernapas berhenti berulang kali sepanjang malam. Faktanya, banyak orang yang tidak sehat dalam studi baru ini mungkin menderita sleep apnea.
Baca juga: Henti Jantung Sebabkan Penderitanya Hilang Kesadaran secara MendadakÂ
Dokter Nieca Goldberg, ahli jantung di NYU Langone Health, New York, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa mendengkur kronis serta kantuk di siang hari adalah ciri khas dari sleep apnea. Jika orang menjadi kurang tidur karena masalah pernapasan, mereka tidak mungkin menjadi orang yang bisa bangun pagi.
Bukan berarti kurang tidur secara langsung menyebabkan gagal jantung. Menurut dr Goldberg, sebaliknya, hal itu dapat memberi makan faktor risiko gagal jantung melalui efek pada hormon stres, tekanan darah, dan detak jantung.
"Intinya adalah tidur menjadi perilaku lain yang harus diperhatikan oleh penyedia dan pasien," jelas dr Goldberg.