Mengenal Penyakit Mental Sindrom Munchausen, Pura-Pura Sakit demi Dapat Perhatian
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2020/02/17/481/2169970/mengenal-penyakit-mental-sindrom-munchausen-pura-pura-sakit-demi-dapat-perhatian-IONXMwDdKr.jpg)
GANGGUAN kesehatan mental memang bisa terjadi dan menyerang siapa saja. Memang, kesehatan jiwa bermacam-macam tingkatnya, dari yang ringan hingga yang membuat orang berhalusinasi.
Salah satunya masalah kesehatan mental yang disebut sindrom munchausen. Memang di Indonesia sendiri kasus gangguan kesehatan jiwa jenis ini belum banyak menjadi pembahasan.
Hingga kini belum ada penelitian yang mencatat jumlah ataupun prevalensi penderita sindrom Munchausen. Tapi para ahli dan tenaga medis menyebut kasus ini jarang terjadi. Penderita sindrom ini biasanya orang yang memasuki rentang awal usia dewasa.
Namun begitu, tak menutup kemungkinan pula terjadi pada rentang usia berapapun. Sebab dalam beberapa kasus, anak-anak juga ditemukan menunjukkan gejala sindrom berpura-pura sakit ini.
Salah satu kasus terjadi di New York, penderita yang masih berusia belasan tahun berbohong mengalami serangan asma dan dirujuk ke rumah sakit. Ia juga sengaja membuat dirinya sendiri kelaparan dan menenggak laksatif secara berlebihan.
Melansir laman National Health Services (NHS), seperti dilansir KRJogja, sindrom munchausen merupakan salah satu bentuk gangguan psikologis. Penderita sindrom ini biasanya berpura-pura sakit atau memalsukan gejala penyakit untuk mendapatkan perhatian.
Tujuan utamanya, lebih ke memicu kekhawatiran orang lain agar perhatian tercurah padanya, dibanding sekadar beroleh keuntungan praktis seperti klaim tunjangan kesehatan. Adapun bentuk lain, yang disebut Munchausen Syndrome by Proxy (MSP) yakni di mana penderitanya memanfaatkan relasi kuasa. Misalnya, anak mereka.
Follow Berita Okezone di Google News