Mitos Seputar Program Bayi Tabung yang Masih Dipercaya, Ini Faktanya!
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2020/01/15/481/2153409/mitos-seputar-program-bayi-tabung-yang-masih-dipercaya-ini-faktanya-m8MU52OYXW.jpg)
SEBAGIAN besar pasangan suami-istri mendambakan diberi keturunan, tapi tidak semua pasangan suami-istri beruntung langsung dikaruniai anak yang diinginkan bukan? Di kalangan pasangan suami-istri, tentunya sudah cukup familiar dengan program bayi tabung atau bahasa medisnya, IVF (in-vitro fertilization).
Bicara soal program bayi tabung, selama ini tidak bisa disangkal ada mitos-mitos yang beredar menyangkut bayi tabung. Mulai dari soal programnya itu sendiri, hingga yang menyangkut anak hasil program bayi tabung.
Contohnya mitos perihal program bayi tabung itu membuat si calon ibu bisa bertambah gemuk, padahal nyatanya seperti yang dikatakan Dr. Lam Wei Kian, Consultant O&G & Fertility Specialist Alpha Fertility Centre program bayi tabung tidak memiliki efek samping demikian.
“Mitosnya kan program IVF itu rumit dan banyak masalah, padahal mudah dengan teknologi tinggi sekarang. Terapi hormon itu hanya 10 hari, memang ada rasa kembung tapi ya sementara saja. Beberapa hari kemudian langsung hilang,” ujar Dr. Lam Wei Kian saat dijumpai, Rabu (15/1/2020) di kawasan Jakarta Pusat.
Kemudian ada lagi mitos yang beredar, bahwa anak yang merupakan hasil program bayi tabung itu lebih mudah jatuh sakit dan cenderung berusia pendek jika dibandingkan dengan anak non-IVF atau biasa disebut anak hasil kehamilan spontan.