Jangan Anggap Sepele, Ini Akibat dari Mata Minus Tinggi
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2019/11/14/481/2129697/jangan-anggap-sepele-ini-akibat-dari-mata-minus-tinggi-gpJ0oRrxBb.jpg)
Jumlah penyandang miopia atau rabun jauh terus mengalami peningkatan. Dapat dilihat sekarang ini semakin banyak anak-anak yang menggunakan kacamata karena mata minus. Berdasarkan data, 89-90 persen anak di Asia Timur mengalami miopia saat lulus SMA. Bahkan 10-20 persen di antaranya memiliki minus mata yang tinggi.
Di Indonesia sendiri, penelitian terhadap siswa kelas 6 SD menunjukkan 52,78 persen anak di perkotaan dan 20,24 persen anak di pedesaan sudah memakai kacamata karena mata minus. Data lain menunjukkan 35 persen siswa SMP di Jakarta mengalami miopia. Sedangkan di Tangerang anak yang terkena miopia jumlahnya 32,3 persen untuk usia 6-15 tahun dan hampir didominasi oleh anak-anak usia SD.
Â
Pada orang-orang yang terkena miopia cahaya yang masuk tidak fokus di retina melainkan jatuh di depannya. Penyebabnya ada dua yaitu bola mata lebih panjang dari rata-rata, atau bola mata normal tapi daya bias kornea kuat.
Oleh karena itu penyandang miopia perlu menggunakan lensa minus. Lensa tersebut akan membiaskan cahaya sehingga menjadi menyebar. Dengan begitu sistem optik mata menjadikan cahaya jatuh tepat di retina sehingga dapat melihat dengan jelas.
Menurut ahli bedah dan refraktif mata, Dr. dr Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE, ada beberapa penyebab kenaikan mata minus. Salah satunya adalah aktivitas extensive near-work atau penggunaan mata secara dekat.
Follow Berita Okezone di Google News