Menkes Nila Minta Benahi Pelayanan Rumah Sakit di Era Digital
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2019/07/23/481/2082761/menkes-nila-minta-benahi-pelayanan-rumah-sakit-di-era-digital-bybqjpWrKR.jpg)
Rumah sakit di Indonesia harus terus berbenah dari segi pelayanannya. Apalagi Kementerian Kesehatan baru saja membuat regulasi terkait tipe kelas rumah sakit yang diperketat.
Beberapa hari belakangan, banyak tipe rumah sakit yang mendadak turun kelas. Misalnya rumah sakit tipe C turun menjadi tipe D, karena bentuk pelayanan serta sumber daya manusia (SDM) tidak tersedia.
Padahal rumah sakit yang baik harus memiliki tenaga SDM yang berkualitas. Baik dari perawat, dokter, sampai dokter spesialis yang melayani pasien setiap hari.
Â
Terlebih dalam era revolusi 4.0, setiap rumah sakit harus membenahi sistem pelayanan dengan IT. Rumah sakit harus mampu beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi di era ini.
Karenanya, Menteri Kesehatan RI Prof Dr dr Nila Faried Moeloek, SpM(K) meminta agar setiap rumah sakit menyiapkan SDM berkualitas. Pasien harus puas dapat pelayanan, walau hanya berobat di rumah sakit kecil.
"Saya baru dorong ke perawat dulu. Misalnya contoh, perawat ahli ICU (Intensive Care Unit). Perlu tidak kita? Perlu banget. Kalau misalnya cuma perawat baru lulus enggak ngerti gimana kasih oksigen, tidak bisa dong," ucap Menkes Nila di sela Seminar Nasional Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, di Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Juli 2019.
Setiap SDM di rumah sakit, sambung Menkes Nila, harus sudah melakukan sertifikasi yang baik. Sertifikat lulus uji kompetensi dokter maupun perawat harus sudah di tangan sebelum praktik.
Â
Senada, Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, drg Susi Setiawaty, MARS, menambahkan, rumah sakit perlu melakukan inovasi dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Karena saat ini hal seperti itulah yang dibutuhkan pasien saat berobat.
"Perubahan sudah terjadi, jadi kita harus beradaptasi dan bagaimana rumah sakit itu menyiapkan diri supaya tidak tergerus," tutur drg Susi.